Tekanan selektif dari residu antibiotik dan transfer plasmid horizontal dalam
mikrobioma akuatik yang padat bakteri dapat meningkatkan munculnya bakteri
yang resisten terhadap antibiotik. Peningkatan penggunaan antibiotik di antara
manusia dan penggunaannya sebagai peningkat pertumbuhan pada ternak memiliki
potensi untuk menyebabkan efek seleksi, yang dapat mengakibatkan peningkatan
prevalensi bakteri yang antibiotic-resistant bacteria (ARBs). Ketidakefektifan
instalasi pengolahan air limbah domestik untuk mengurangi tingkat ARB dapat
berkontribusi pada peningkatan lari ARB ke lingkungan akuatik sekitarnya. Adanya
Escherichia coli yang eesisten terhadap antibiotik, Antibiotic Resistant Escherichia
coli (AREc) di lingkungan akuatik meningkatkan kerentanannya terhadap penyakit
menular, baik melalui kontak langsung maupun konsumsi air yang terkontaminasi
bakteri. Kerentanannya ini terutama nyata bagi penduduk yang tinggal di dekat
sungai dan yang bergantung pada air tanah sebagai sumber utama air bersih. Air
limbah dan sungai penerima dapat menjadi reservoir Escherichia coli yang resisten
terhadap antibiotik, meningkatkan risiko kesehatan bagi masyarakat yang terpapar.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan korelasi antara E.coli dan resistensinya
terhadap sepuluh antibiotik berbeda, yaitu amoxicillin, amoxiclav, tetracycline,
thiamphenicol, oxytetracycline, gentamycin, ceftazidime, clindamycin,
erythromycin, dan meropenem. Dengan memeriksa E.coli dari limbah pengolahan
air limbah enam peternakan, dua pabrik pengolahan air limbah kota, dan sembilan
segmen Sungai Citarum Hulu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
sumber Escherichia coli yang Resisten terhadap Antibiotik berdasarkan jumlah
bakteri dan pola resistensinya. Evaluasi jumlah koloni yang rentan dan resisten
menggunakan metode pengenceran agar pada Chromocult® Coliform Agar ES
mengungkapkan profil resistensi E.coli terhadap sepuluh antibiotik. Karakteristik
fisikokimia sampel dari sungai dan air limbah diperiksa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa limbah ternak dan domestik lebih cenderung mengandung
AREc. Escherichia coli di air sungai resisten terhadap sepuluh jenis antibiotik, dan
resistensinya meningkat ke hilir akibat akumulasi strain yang resisten terhadap
antibiotik dari air limbah. Bagian hilir sungai di sekitar Dayeuhkolot memiliki
konsentrasi AREc tertinggi (11,5% dari 36.825 ± 18.954 CFU/100 mL). AREc
untuk sepuluh jenis antibiotik telah terdeteksi di semua segmen Sungai Citarum
Hulu dengan proporsi resistensi rata-rata tertinggi terjadi pada antibiotik Amoxiclav (31%) di segmen Sapan