Lapangan WMO ditemukan pada Januari 2002 dengan pengeboran sumur pertama
K-40-1. Lapangan ini kemudian dikembangkan melalui pengeboran tujuh sumur
pengembangan dengan cadangan terambil sebesar 3,36 MMSTB dan 42 BSCF.
Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap Sumur P-40-A8. Sumur ini ditajak
pada 20 Januari 2022 dengan usulan biaya USD 13.870.625 dan rencana Total
Depth (TD) hingga kedalaman 8668 ftMD (-5060 ft TVDSS) dengan durasi
pengeboran selama 61 hari. Namun, realisasi pengeboran Sumur P-40-A8 memakan
biaya yang lebih besar dan waktu yang lebih lama, dengan realisasi biaya USD
25.303.398 dan realisasi TD hingga kedalaman 9550 ftMD (-5248 ft TVDSS)
dengan durasi pengeboran selama 150 hari.
Peningkatan biaya dan durasi pengeboran tersebut disebabkan oleh masalah
operasional pengeboran, terutama terkait dengan kestabilan lubang bor. Kestabilan
lubang bor dikontrol oleh berbagai faktor antara lain tekanan in-situ, tekanan pori,
kekuatan batuan, arah sumur bor dan berat jenis lumpur. Dalam penelitian ini,
dilakukan pendekatan dengan model geomekanika menggunakan data referensi
sumur sekitar. Data yang digunakan berupa data log sumur, data tekanan Leak Off
Test (LOT) sebagai data validasi, dan data tegasan secara regional.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan rezim tegasan pada
Sumur P-40-A8, dari rezim tegasan sesar normal menjadi rezim tegasan sesar geser.
Perubahan rezim tegasan ini diketahui dari model geomekanika satu dimensi sumur
tersebut. Yang ditunjukkan dengan adanya perubahan nilai tekanan keruntuhan/
collapse pressure yang lebih besar dari desain awal, hal ini diperkirakan memiliki
berkontribusi terhadap permasalahan terkait kestabilan lubang bor selama
pengeboran Sumur P-40-A8, contohnya pipa terjepit disebabkan adanya rontokan
serpih saat pengeboran karena berat jenis lumpur yang digunakan lebih kecil dari
nilai tekanan keruntuhan collapse pressure, hal ini berdampak terhadap
peningkatan biaya dan durasi pengeboran secara signifikan.