digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Brian Edric Alim
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Brian Edric Alim
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Brian Edric Alim
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Brian Edric Alim
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Brian Edric Alim
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Brian Edric Alim
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Brian Edric Alim
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Hilirisasi telah membawa dampak yang signifikan bagi ekonomi Indonesia, dengan melakukan pemurnian untuk mendapatkan nilai lebih, dari IDR 17 triliun (USD 1,1 miliar) pada akhir 2014 menjadi IDR 326 triliun (USD 20,9 miliar), pada tahun 2021, Indonesia mampu meningkatkan nilai ekspor nikelnya hingga 19 kali lipat. Namun, muncul kekhawatiran karena kurangnya kejelasan tentang potensi dalam bisnis pertambangan bauksit Indonesia, yang berpotensi menyebabkan kegagalan pada program hiliriasi karena jumlah fasilitas pengolahan dan pemurnian bauksit yang tidak mencukupi untuk mendukung proses hilirisasi. Larangan ekspor bauksit dapat menyebabkan pertumbuhan PT Cita Mineral Investindo terhambat karena bisnis utamanya adalah pertambangan bauksit dengan produk Metallurgical Grade Bauxite. Ini dapat mempengaruhi pendapatan mereka secara negatif, dan membatasi potensi mereka untuk tumbuh lebih jauh. Industri bauksit saat ini sejalan dengan rencana Indonesia untuk menjadi pemain besar dalam produksi EV di masa depan, yang dapat berkontribusi pada produksi aluminium dan komponen kunci untuk baterai EV. Studi ini akan memeriksa nilai PT Cita Mineral Investindo dengan skenario pertumbuhan organik dan anorganik untuk mengukur peluang nilai yang mungkin dimiliki PT Cita Mineral Investindo dengan mematuhi peraturan baru. Studi ini menggunakan PESTEL, Porter’s Fiver Forces, dan Analisis Rasio Keuangan untuk menilai kondisi bisnisnya. Evaluasi DCF akan menilai nilai perusahaan untuk kedua strategi pertumbuhan. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengidentifikasi faktor yang paling mempengaruhi nilai perusahaan. PT Cita Mineral Investindo dalam pertumbuhan organik bernilai IDR 9.505.697.469.283 dan dalam pertumbuhan anorganik bernilai IDR 12.018.885.689.175. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi adalah WACC dan tingkat pertumbuhan terminal. PT Cita Mineral Investindo dinilai lebih tinggi ketika menggunakan skenario pertumbuhan anorganik. Untuk mencapai hal ini, PT Cita Mineral Investindo harus memanfaatkan pertumbuhan anorganik melalui serangkaian kemitraan strategis dan/atau joint venture..