digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Made Ardhia Diva Vikanaswari
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Industri batik di Indonesia masih didominasi dengan produksi secara manual. Pekerjaan membatik diduga memiliki faktor risiko seperti posisi tubuh membungkuk, leher menekuk, dan gerakan repetitif yang dapat menyebabkan gangguan otot rangka baik dalam waktu dekat maupun jangka panjang. Sanggar Batik Katura mendapatkan skor RULA pada stasiun kerja mengisen dan menembok sebesar 6 dengan tingkat risiko tinggi sehingga dibutuhkan tindakan perbaikan segera. Penelitian ini bertujuan membuat rancangan stasiun kerja usulan yang dapat mengurangi risiko ergonomi dari pengrajin pada stasiun kerja dalam proses produksi batik. Penelitian ini menggunakan metode design thinking untuk merancang stasiun kerja yang sesuai dengan kebutuhan pekerja dengan tahapan yaitu empathize, define, ideate, prototype, dan test. Empathize dilakukan dengan observasi, wawancara, dan pembentukan persona. Selanjutnya pada tahap define dilakukan pengelompokan masalah dengan affinity diagram serta penentuan kebutuhan pekerja. Tahap ideate dilakukan dengan penentuan alternatif-alternatif solusi serta pemilihan alternatif menggunakan concept screening dan concept scoring. Tahap prototype dilakukan dengan perancangan gambar dan prototipe fisik. Terakhir dilakukan tahap test dengan pengujian skenario, pengujian Rapid Upper Limb Assessment (RULA), dan pengujian user experience pada pekerja setelah menggunakan stasiun kerja mengisen dan menembok usulan. Hasil dari pengujian RULA adalah penurunan skor RULA yang signifikan dari stasiun kerja mengisen dan menembok existing dengan usulan yang didapatkan dari uji Wilcoxon. Pengujan User Experence Questionnaire (UOQ) menunjukan evaluasi positif dan kategori baik untuk semua aspek kecuali aspek kejelasan. Pengujian skenario Dari sembilan skenario yang dilakukan lima pekerja, terdapat dua skenario yang memiliki persentase dibawah 70% yaitu skenario 2 karena pekerja memiringkan kursi dan gawangan dan skenario 9 karena pekerja menembok dengan kecepatan yang lebih lambat dari biasanya.