ABSTRAK Devi Nurya Mellynia
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
PT X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri makanan dan
minuman. Pada aktivitas produksi terdapat aktivitas yang dilakukan secara manual
maupun dengan mesin sehingga dapat menimbulkan risiko terjadinya kecelakaan
kerja, baik kejadian nyaris celaka bahkan kecelakaan kerja yang menyebabkan
cedera, luka, maupun cacat. Beberapa kecelakaan yang pernah terjadi di PT X
meliputi jari terluka dan terjepit, pekerja terpeleset, tersandung, dan jatuh, tubuh
pekerja terkena cairan panas, serta tertabrak alat material handling. Oleh karena itu,
pihak manajemen memerlukan suatu tindakan proaktif dengan mengidentifikasi
bahaya dan risiko, menilai, dan mengendalikan risiko yang ada di departemen
produksi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) di PT X melalui perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) berupa manajemen risiko.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Hazard Identification Risk
Assessment and Risk Control (HIRARC) yang terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama
adalah identifikasi bahaya dan risiko dilakukan dengan observasi, wawancara, dan
studi literatur terkait bahaya dan risiko di industri makanan dan minuman. Tahap
kedua adalah penilaian risiko dilakukan dengan wawancara berdasarkan template
penilaian risiko kepada Team Leader tiap stasiun kerja yang kemudian didiskusikan
kepada Supervisor Produksi. Pada tahap terakhir dilakukan tahap penyusunan
pengendalian risiko dengan studi literatur dan pemikiran penulis yang kemudian
didiskusikan bersama Supervisor Produksi.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah teridentifikasinya 155 risiko
pada empat stasiun kerja departemen produksi jelly PT X. Berdasarkan hasil
penilaian risiko didapatkan 37 risiko tinggi, 87 risiko sedang, dan 31 risiko rendah.
Risiko yang diprioritaskan dalam penyusunan pengendalian risiko yaitu risiko
tinggi sebagai prioritas pertama dan risiko sedang sebagai prioritas kedua.
Penyusunan usulan pengendalian risiko dilakukan dengan menggunakan hierarki
pengendalian risiko yang terdiri dari eliminasi, substitusi, teknik, administrasi, dan
alat pelindung diri.