digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Devi Nurya Mellynia
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PT X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri makanan dan minuman. Pada aktivitas produksi terdapat aktivitas yang dilakukan secara manual maupun dengan mesin sehingga dapat menimbulkan risiko terjadinya kecelakaan kerja, baik kejadian nyaris celaka bahkan kecelakaan kerja yang menyebabkan cedera, luka, maupun cacat. Beberapa kecelakaan yang pernah terjadi di PT X meliputi jari terluka dan terjepit, pekerja terpeleset, tersandung, dan jatuh, tubuh pekerja terkena cairan panas, serta tertabrak alat material handling. Oleh karena itu, pihak manajemen memerlukan suatu tindakan proaktif dengan mengidentifikasi bahaya dan risiko, menilai, dan mengendalikan risiko yang ada di departemen produksi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di PT X melalui perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berupa manajemen risiko. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) yang terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah identifikasi bahaya dan risiko dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi literatur terkait bahaya dan risiko di industri makanan dan minuman. Tahap kedua adalah penilaian risiko dilakukan dengan wawancara berdasarkan template penilaian risiko kepada Team Leader tiap stasiun kerja yang kemudian didiskusikan kepada Supervisor Produksi. Pada tahap terakhir dilakukan tahap penyusunan pengendalian risiko dengan studi literatur dan pemikiran penulis yang kemudian didiskusikan bersama Supervisor Produksi. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah teridentifikasinya 155 risiko pada empat stasiun kerja departemen produksi jelly PT X. Berdasarkan hasil penilaian risiko didapatkan 37 risiko tinggi, 87 risiko sedang, dan 31 risiko rendah. Risiko yang diprioritaskan dalam penyusunan pengendalian risiko yaitu risiko tinggi sebagai prioritas pertama dan risiko sedang sebagai prioritas kedua. Penyusunan usulan pengendalian risiko dilakukan dengan menggunakan hierarki pengendalian risiko yang terdiri dari eliminasi, substitusi, teknik, administrasi, dan alat pelindung diri.