ABSTRAK Yunita Anggraini
PUBLIC Yati Rochayati COVER Yunita Anggraini
PUBLIC Yati Rochayati BAB 1 Yunita Anggraini
PUBLIC Yati Rochayati BAB 2 Yunita Anggraini
PUBLIC Yati Rochayati BAB 3 Yunita Anggraini
PUBLIC Yati Rochayati BAB 4 Yunita Anggraini
PUBLIC Yati Rochayati BAB 5 Yunita Anggraini
PUBLIC Yati Rochayati PUSTAKA Yunita Anggraini
PUBLIC Yati Rochayati
Salah satu alternatif solusi dalam menghadapi krisis energi yaitu dengan
pemanfaatan penyimpanan energi termal (Thermal Energy Storage, TES).
Beberapa studi referensi menyatakan bahwa penambahan dopan nanopartikel baik
magnetik maupun non magnetik pada Phase Change Material (PCM) dapat
meningkatkan laju transfer kalor sehingga dapat mengurangi waktu transisi fase
pada penyimpanan kalor laten TES. Penggunaan dopan magnetik dan medan
magnet untuk mengontrol proses transisi fase PCM merupakan faktor penting untuk
mengoptimalkan kinerja material sebagai penyimpanan kalor laten TES, namun
sejauh ini belum ada studi referensi yang melaporkan. Studi eksperimen yang
dilakukan saat ini mempelajari pengaruh penambahan dopan magnetik dan medan
magnet eksternal pada proses lepasan kalor atau solidifikasi PCM asam lemak
berbasis asam laurat (lauric acid, LA) atau yang dikenal sebagai kompositmagnetik LA. Selain itu, dalam studi ini juga mempelajari konduktivitas termal dan
viskositas dalam kaitannya dengan lepasan kalor. Dua jenis dopan yang digunakan
yaitu Fe3O4 dan CoFe2O4, masing-masing memiliki tiga nilai konsentrasi (2 wt.%,
5 wt.%, dan 10 wt.%),sedangkan variasi nilai medan magnet diperoleh dari susunan
magnet permanen. Besar medan magnet (H) yang digunakan pada studi solidifikasi
sebesar 67-74 mT (H1), 117-142 mT (H2), dan 175-215 mT (H3). Untuk studi
konduktivitas termal/viskositas, variasi medan magnet yang digunakan sebesar 54-
71 mT (H1) dan 90-118 mT (H2).
Parameter waktu solidifikasi yang ditentukan terdiri dari waktu pembekuan (tf)
yang menandakan waktu dimulainya proses pelepasan kalor oleh pertumbuhan inti
kristal, waktu infleksi (ti) yang menunjukkan waktu akhir proses pelepasan kalor atau
transisi fase cair ke padat, dan waktu kristalisasi total (tc) yang nilainya diperoleh dari
selisih antara ti dan tf. Dibandingkan dengan LA murni, penambahan dopan serta
penerapan medan magnet secara umum menghasilkan penurunan tf, ti, dan tc.
Penurunan waktu maksimum tc sebesar 42% dan 33% masing-masing untuk
komposit-magnetik LA/Fe3O4 dan komposit-magnetik LA/CoFe2O4, dan nilai ini
diperoleh pada konsentrasi dopan 5 wt.% untuk komposit-magnetik LA/Fe3O4 dan
10 wt.% untuk komposit-magnetik LA/CoFe2O4, dan keduanya diperoleh pada
medan magnet tertinggi. Parameter solidifikasi tersebut kemudian dikorelasikan
dengan data konduktivitas termal cairan. Konduktivitas termal yang tinggi dapat mengurangi jeda waktu interaksi sistem dengan lingkungan sehingga
mempengaruhi laju transisi fase yang lebih cepat.
Konduktivitas termal cairan diukur pada temperatur rata-rata 55 °C di atas titik leleh
dari LA, sedangkan konduktivitas termal padatan diukur pada temperatur ruang di
25 °C. Pada kondisi tanpa medan magnet, penambahan dopan menghasilkan nilai
konduktivitas termal komposit-magnetik LA fase cair atau padat yang lebih besar
dibandingkan LA. Nilai konduktivitas termal komposit-magnetik LA pada kedua
fase meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi dopan. Dalam hal ini,
konduktivitas termal fase cair dari komposit-magnetik LA/CoFe2O4 lebih tinggi
dibandingkan komposit-magnetik LA/Fe3O4. Aplikasi medan magnet pada
komposit-magnetik LA fase cair menghasilkan tren peningkatan konduktivitas
termal yang tidak monoton. Semakin bertambahnya intensitas medan magnet,
konduktivitas meningkat sampai medan kritis (critical magnetic field, CMF) dan
nilainya akan turun pada medan diatas CMF. Nilai CMF bergantung pada
konsentrasi dan jenis dopan. Untuk konsentrasi dopan 2 dan 5 wt.%, CMF dari
komposit-magnetik LA/Fe3O4 terjadi pada medan H1 dan untuk komposit-magnetik
LA/CoFe2O4, CMF terjadi pada medan kurang dari H1. Pada konsentrasi dopan 10
wt.%, CMF untuk komposit-magnetik LA/Fe3O4 dan komposit-magnetik
LA/CoFe2O4 terjadi pada medan diatas H2. Pada penelitian ini diperoleh rasio
konduktivitas termal maksimum terhadap LA sebesar 122% dan 120% masingmasing untuk komposit-magnetik LA/Fe3O4 dan komposit-magnetik CoFe2O4, dan
kedua nilai tersebut diperoleh pada konsentrasi dan medan magnet maksimum.
Viskositas merupakan parameter yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap
nilai konduktivitas termal. Pada medan magnet nol, penambahan dopan pada LA
menghasilkan peningkatan viskositas dan nilainya semakin meningkat dengan
bertambahnya konsentrasi dopan. Selain itu, juga dievaluasi pengaruh temperatur pada
viskositas komposit-magnetik LA dan hasil yang diperoleh menunjukkan nilai
viskositas turun dengan semakin meningkatnya temperatur. Dalam hal ini, viskositas
dari komposit-magnetik LA/CoFe2O4 lebih besar dibandingkan komposit-magnetik
LA/Fe3O4 pada semua nilai konsentrasi dan temperatur yang sama. Sama halnya
dengan konduktivitas termal, pengaruh medan magnet pada viskositas menunjukkan
peningkatan yang tidak monoton. Nilai viskositas meningkat sampai medan optimum
dan nilainya bergantung pada konsentrasi serta jenis dopan. Untuk komposit-magnetik
LA/Fe3O4, nilai viskositas untuk semua kosentrasi dopan turun terhadap medan
magnet dan nilainya lebih kecil dibanding LA. Untuk komposit-magnetik
LA/CoFe2O4 pada konsentrasi 2 dan 5 wt.%, nilai viskositas turun dengan
meningkatnya medan magnet, sedangkan pada konsentrasi 10 wt.% viskositas naik
di medan H1 kemudian turun di medan H2.
Efektivitas dopan nanopartikel magnetik dan medan magnet pada proses lepasan kalor
komposit-magnetik LA berkaitan erat dengan konduktivitas termal dan viskositas, serta
bergantung pada konsentrasi dan jenis dopan. Pada kondisi tanpa medan magnet,
ukuran partikel CoFe2O4 yang lebih besar dibandingkan Fe3O4 bertanggung jawab pada
viskositas komposit-magnetik LA/CoFe2O4 yang lebih tinggi dan menyebabkan
konduktivitas termal dari komposit-magnetik LA/CoFe2O4 yang lebih tinggi
dibandingkan komposit-magnetik LA/Fe3O4. Setelah medan magnet diterapkan
pada sampel, partikel yang termagnetisasi dapat membentuk struktur seperti rantai karena interaksi dipolar yang kuat. Struktur seperti rantai yang sejajar sepanjang arah
medan magnet memberikan kondisi yang menguntungkan untuk transfer kalor, yang
bertanggung jawab atas peningkatan konduktivitas termal dan viskositas. Jumlah dan
kepadatan struktur rantai meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi dopan.
Kekuatan rantai ditentukan oleh magnetisasi saturasi dopan dan medan magnet.
Semakin tinggi magnetisasi saturasi dopan maka kekuatan rantai semakin tinggi.
Medan magnet untuk mencapai kondisi saturasi ini mungkin menjadi penghalang
pembentukan rantai, dan hal ini berkaitan erat dengan viskositas suspensi, karena
viskositas yang lebih tinggi menghambat pembentukan rantai. Pada medan magnet
tinggi, rantai saling berdekatan dan lebih tebal di pusat medan yang akan menghasilkan
kondisi zippering sebelum struktur anisotropik. Kondisi ini akan menurunkan laju
perpindahan panas dari komposit-magnetik LA yang ditunjukkan dengan menurunnya
konduktivitas termal dan viskositas.