digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Fenomena "winter tech," yang ditandai dengan pemutusan hubungan kerja dan penurunan penggunaan teknologi di perusahaan rintisan digital terkemuka di Indonesia seperti GoTo dan Traveloka, semakin diperparah oleh pandemi COVID19, menyebabkan penurunan ekonomi yang luas, dan menunjukkan ketidakstabilan keuangan. Meskipun mendapatkan dukungan pemerintah, tantangan yang persisten, terutama korelasi antara pemutusan hubungan kerja dan kegagalan perusahaan rintisan, menyoroti peran modal ventura. Tesis ini berfokus pada pemahaman faktor modal ventura, keterbatasan dalam metode penilaian, dan menanggapi dampak COVID-19 pada pemodal ventura serta perubahan dalam praktik penilaian perusahaan rintisan. Penelitian ini menggunakan wawancara semi-struktural, terutama dengan Winston Joshua Adi, Wakil Presiden Manajemen Portofolio MDI Venture, untuk mengeksplorasi strategi investasi perusahaan. Metode yang dipilih sesuai dengan tujuan penelitian, memberikan fleksibilitas untuk wawasan yang komprehensif. Pengalaman luas dan posisi kepemimpinan Winston menjadikannya informan kunci. Standar etika, termasuk persetujuan informasi dan kerahasiaan data, dijaga. Studi ini menggunakan proses analisis tematis lima tahap untuk menganalisis secara komprehensif tema yang terkait dengan faktor keberhasilan perusahaan rintisan berdasarkan wawancara yang direkam. MDI Venture menggunakan metode penilaian GPCM, dengan menekankan faktor seperti EV/LTM EBITDA dan EV/LTM Revenue untuk penilaian pertumbuhan perusahaan rintisan. Penilaian post-investasi yang berkelanjutan memastikan distribusi hasil yang adil, dengan fokus pada perlindungan pemodal. Pandemi COVID-19 telah memengaruhi kegiatan investasi MDI Venture, memengaruhi koreksi pasar dan kecepatan investasi. Perusahaan kini mengadopsi pendekatan hati-hati, memprioritaskan evaluasi risiko terkait pandemi dan mencari rencana komprehensif dari perusahaan rintisan sebelum memberikan pendanaan, khususnya yang memiliki model berbasis online.