digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Ogya Farrosy
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Ogya Farrosy
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Ogya Farrosy
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Ogya Farrosy
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Ogya Farrosy
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Ogya Farrosy
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Ogya Farrosy
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Motor diesel merupakan jenis motor bakar yang umum digunakan pada kendaraan berat. Motor diesel dikenal dengan efisiensi termal yang lebih tinggi dibandingkan motor bensin karena sistem pembakarannya. Salah satu tantangan utama yang dihadapi motor diesel adalah pengendalian polutan. Salah satu upaya dalam mengendalikan pembentukan emisi pada motor diesel adalah melalui desain geometri ruang bakar untuk menciptakan pencampuran udara dengan bahan bakar yang lebih baik. Tugas sarjana ini membahas simulasi CFD (Computational Fluid Dynamics) proses pembakaran di dalam ruang bakar motor diesel PPCI (Partially Premixed Compression Ignition) berbentuk silinder. Simulasi dilakukan dengan memodelkan potongan 45 derajat dari ruang bakar dalam 3 dimensi. Sudut semprotan (Spray Angle) dan rasio diameter mangkuk piston terhadap bore (Db/B) divariasikan untuk melihat pengaruhnya terhadap emisi soot, hidrokarbon, NOx , dan CO. Hasil simulasi menunjukkan sudut semprotan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah emisi CO, HC, dan soot, namun pengaruhnya terhadap jumlah NOx tidak signifikan. Penurunan nilai Sudut semprotan menyebabkan penurunan emisi CO hingga 55%, dan juga penurunan emisi HC hingga 76%. Namun penurunan nilai Sudut Semprotan juga menyebabkan peningkatan yang sangat terhadap emisi soot hingga 631%. Rasio diameter mangkuk piston terhadap bore (Db/B) memiliki pengaruh terhadap jumlah emisi CO, HC, soot dan NOx. Penurunan rasio Db/B secara umum menyebabkan penurunan emisi NOx hingga 35% emisi dan HC hingga 48%, akan tetapi menyebabkan peningkatan emisi CO hingga 92% dan emisi soot hingga 129%.