digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lukisan gua, sebagai karya seni prasejarah, merekam evolusi seni manusia dari zaman Paleolitikum hingga abad ke-1 SM. Dalam periode Mesolitikum, lukisan gua seperti Lascaux dan Altamira menciptakan gambar realistis mamut dan bison dengan keahlian teknis yang mengesankan. Lukisan gua menyebar ke berbagai benua, memperkaya dengan makna budaya yang beragam, memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan manusia prasejarah, mulai dari ritual keagamaan hingga catatan sehari-hari. Perubahan dalam masyarakat prasejarah, terutama kelompok Magdalenian, tercermin dalam penggunaan pencahayaan dalam lukisan gua, seperti yang terlihat di Lascaux, menggambarkan prinsip gambar bergerak. Fenomena pareidolia, muncul pada 4 SM, terkait erat dengan proses mentranslasi gambar ke otak manusia. Seiring waktu, seni terus berkembang, menciptakan seni media baru atau new media art, yang terutama diakui di medan seni rupa Indonesia, menghadirkan keterkaitan karya instalasi untuk menjelajahi hubungan antara ilusi dan realitas dalam persepsi visual manusia. Hubungan ini mengungkapkan adanya alegori pada cahaya pengetahuan manusia goa. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, mencakup analisa setiap sudut pengambilan gambar untuk mengidentifikasi realitas pencahayaan. Tujuan penelitian tesis yang ingin digapai antara lain adalah: a) menjelaskan tentang hubungan alegori pada cahaya pengetahuan manusia goa ; b) menggunakan sudut pandang kamera untuk mengungkapkan cahaya pengetahuan manusia goa melalui media seni instalasi; c) menggali visualisasi alegori realitas cahaya yang disebabkan perbedaan perspektif kamera. Hasil yang dicapai merupakan merupakan visualisasi bahwa perbedaan realitas yang disebabkan oleh cahaya dapat terlihat dari perspektif yang berbeda melalui karya instalasi video.