Lukisan gua, sebagai karya seni prasejarah, merekam evolusi seni manusia dari zaman
Paleolitikum hingga abad ke-1 SM. Dalam periode Mesolitikum, lukisan gua seperti Lascaux
dan Altamira menciptakan gambar realistis mamut dan bison dengan keahlian teknis yang
mengesankan. Lukisan gua menyebar ke berbagai benua, memperkaya dengan makna budaya
yang beragam, memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan manusia prasejarah, mulai
dari ritual keagamaan hingga catatan sehari-hari. Perubahan dalam masyarakat prasejarah,
terutama kelompok Magdalenian, tercermin dalam penggunaan pencahayaan dalam lukisan
gua, seperti yang terlihat di Lascaux, menggambarkan prinsip gambar bergerak. Fenomena
pareidolia, muncul pada 4 SM, terkait erat dengan proses mentranslasi gambar ke otak
manusia. Seiring waktu, seni terus berkembang, menciptakan seni media baru atau new media
art, yang terutama diakui di medan seni rupa Indonesia, menghadirkan keterkaitan karya
instalasi untuk menjelajahi hubungan antara ilusi dan realitas dalam persepsi visual manusia.
Hubungan ini mengungkapkan adanya alegori pada cahaya pengetahuan manusia goa.
Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, mencakup analisa setiap sudut
pengambilan gambar untuk mengidentifikasi realitas pencahayaan. Tujuan penelitian tesis yang
ingin digapai antara lain adalah: a) menjelaskan tentang hubungan alegori pada cahaya
pengetahuan manusia goa ; b) menggunakan sudut pandang kamera untuk mengungkapkan
cahaya pengetahuan manusia goa melalui media seni instalasi; c) menggali visualisasi alegori
realitas cahaya yang disebabkan perbedaan perspektif kamera. Hasil yang dicapai merupakan
merupakan visualisasi bahwa perbedaan realitas yang disebabkan oleh cahaya dapat terlihat
dari perspektif yang berbeda melalui karya instalasi video.