digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pendapatan Shafa Marwah pada tahun 2019 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018, namun setelah tahun 2019 pendapatan Shafa Marwah selalu mengalami penurunan hingga tahun 2022 dengan rata-rata penurunan sebesar Rp 6 Miliar setiap tahunnya. Selain pendapatan yang menurun, Shafa Marwah kehilangan banyak pelanggan akibat pandemi Covid-19. Banyaknya pedagang kaki lima yang gulung tikar akibat pandemi Covid-19 membuat pendapatan Shafa Marwah turun drastis. Menurunnya pendapatan Shafa Marwah diprediksi bukan hanya karena pandemi Covid-19, tapi juga karena model bisnis yang belum diperbaiki selama 19 tahun. Menambah saluran distribusi dari Shafa Marwah ke pelanggan akhir merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan. Temuan penelitian ini akan digunakan untuk menentukan apakah rencana Shafa Marwah memperluas saluran distribusi dengan membuka bisnis ritel. Analisis internal mengungkapkan beberapa faktor yang mendukung didirikannya saluran distribusi bisnis ritel baru Shafa Marwah untuk industri fashion pria di Surabaya seperti bauran pemasaran, menunjukkan bahwa variabel produk, tempat, dan promosi dapat meningkatkan niat pembelian pelanggan sasaran melalui sikap pelanggan sebagai variabel mediasi, khususnya untuk variabel tempat. Shafa Marwah memiliki berbagai sumber daya yang dapat menunjang keberhasilan bisnis ritel barunya, antara lain sumber daya keuangan, transportasi dan aset lain yang dimiliki, latar belakang pendidikan dan pengalaman pemilik, citra merek bisnis grosir, dan hubungan positif bisnis grosir dengan pemasok, pelanggan, dan entitas pemerintah. Analisis eksternal mengidentifikasi beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan Shafa Marwah untuk memperluas bisnis grosirnya dan diterapkan pada bisnis ritelnya. Peluang tersebut antara lain faktor politik yang menguntungkan dan tren fesyen yang sedang berkembang di Surabaya. Selain itu, kehadiran pesaing menjadi bukti keberadaan dan sifat target pasar bisnis baru Shafa Marwah yang dapat disasar. Proses validasi analisis pelanggan menghasilkan penerimaan empat hipotesis dan penolakan satu hipotesis. Dengan menggunakan analisis SEM-PLS pada data survei yang dikumpulkan dari target pasar, temuan menunjukkan bahwa tiga faktor bauran pemasaran, yaitu produk, tempat, dan promosi, berpengaruh signifikan terhadap niat beli.