digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perkembangan disruptive business dan technology berpotensi menurunkan pertumbuhan penjualan listrik. Lahirnya “Indirect competitor” yang juga mengambil keuntungan dari pemanfaatan aset yang berbisnis pada ekosistem kendaraan listrik, perusahaan penyedia layanan solar PV rooftop serta munculnya wilayah usaha baru akan menjadi tantangan bagi PLN. Perusahaan harus menyusun strategi bisnis model untuk menjamin keberlanjutan finansial perusahaan yang pada akhirnya demi keberlangsungan bisnis ketenagalistrikan di masa depan. Perbaikan nyata diharapkan dapat membantu perusahaan meningkatkan pendapatan, efisiensi, dan efektivitas biaya yang pada akhirnya dapat berkontribusi terhadap pendapatan perusahaan. Melalui bisnis model Fasilitas Ektra, sebagai salah satu bentuk pelayanan untuk memenuhi perubahan selera pasar terhadap strategi penjualan perlu dilakukan bagi pelanggan yang memiliki standar dan kebutuhan khusus. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis melakukan analisis terhadap investasi untuk penyambungan layanan Fasilitas Ekstra salah satu calon pelanggan PLN Unit Induk Distribusi Riau dan Kepulauan Riau dengan skema build operate transfer (BOT). Indikator yang layak digunakan adalah financial profitability, menghasilkan NPV Rp. 6.914.249.547 lebih tinggi dari nol. Selain itu, proyek ini juga memberikan komitmen tertentu dengan menghasilkan IRR 17,56% > WACC dengan payback period adalah 4 tahun 8 bulan kurang dari 10 tahun (berdasarkan jangka waktu perjanjian). Indikator ini layak secara finansial karena biaya layanan yang dikenakan PLN kepada pelanggan dapat menutupi/mengganti biaya yang timbul dalam penyediaan layanan tersebut, dengan tingkat pengembalian/margin yang memadai. Layak secara finansial untuk dilakukan eskalasi +15% dan – 15%untuk Analisa sensitivitas, dengan beberapa variable sensitive terhadap perubahan nilai NPV seperti perubahan biaya investasi, perubahan pendapatan, biaya operasi dan pemeliharaan serta perubahan porsi pinjaman. Variable tersebut juga dipergunakan sebagai acuan dalam melakukan analisis scenario dan analisis Monte-carlo dengan probabilitas NPV negatif hanya sebesar 1,27%. Proyek tersebut diperkiraan COD pada akhir tahun 2024.