Salah satu elemen perkotaan yang diakui memiliki dampak positif terhadap kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat perkotaan adalah ruang terbuka publik. Contoh konkret dari hal ini adalah Taman Ya'ahowu di Kota Madya Gunungsitoli, sebuah area terbuka yang tidak hanya memenuhi fungsi sosial dan budaya, tetapi juga memiliki dampak ekonomi. Namun, seiring dengan peningkatan intensitas penggunaan sebagai destinasi wisata pesisir dan pusat kuliner, Taman Ya'ahowu menghadapi tantangan, terutama terkait dengan pengaturan tapak yang masih bersifat parsial, berorientasi estetis, dan tidak didukung oleh desain masterplan sebagai panduan.
Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, tesis ini memiliki tujuan untuk merancang pengembangan Tapak Taman Ya'ahowu sebagai ruang terbuka publik dengan fokus fungsi wisata, menerapkan konsep daerah waterfront, dan mengadopsi pendekatan placemaking. Pemilihan teori-teori ini didasarkan pada relevansinya dengan kondisi fisik tapak perancangan, dengan harapan bahwa implementasinya akan menciptakan ruang publik yang berkualitas dan berarti bagi para pengguna.
Pengembangan waterfront menjadi titik fokus utama, bertujuan untuk merestrukturisasi area tepian air beserta fasilitas yang masih dapat dimanfaatkan. Fasilitas yang telah ada akan dipulihkan dan/atau diaktifkan kembali selama proses perencanaan, dengan penekanan pada peran baru yang lebih berorientasi pada kepentingan umum, dengan tujuan meningkatkan kualitas lingkungan secara keseluruhan. Pendekatan placemaking yang kreatif menjadi fokus utama, dengan tujuan untuk menghidupkan kembali ruang, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan memberikan wadah untuk ekspresi kreativitas dengan mempertimbangkan kearifan lokal.