2024 TA TF MUHAMMAD RAFI AZZAMI 13319020 _ABTRASK.pdf
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Muhammad Rafi Azzami
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Muhammad Rafi Azzami
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Rafi Azzami
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Rafi Azzami
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Rafi Azzami
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Rafi Azzami
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR Muhammad Rafi Azzami
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
2024 TA TF MUHAMMAD RAFI AZZAMI 13319020 LAMPIRAN_1.pdf
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Kinerja bangunan merupakan faktor yang penting bagi sebuah bangunan. Beberapa negara di dunia telah menetapkan standar untuk bangunan berkinerja tinggi, salah satunya di Indonesia. Dalam merancang bangunan yang umumnya memiliki siklus hidup yang lama, ada banyak tantangan yang harus dihadapi, salah satu satunya adalah adanya ketidakpastian data iklim yang disebabkan oleh perubahan iklim. Perubahan iklim telah dirasakan dampaknya pada sektor bangunan, yang ditandai dengan adanya kenaikan kebutuhan energi pendinginan di dalam bangunan dan meningkatnya resiko pemanasan berlebih. Beberapa strategi dapat digunakan untuk menghadapi hal tersebut, termasuk salah satunya strategi desain pasif. Strategi desain pasif dipilih karena dinilai ramah lingkungan dalam perancangan kinerja bangunan yang tinggi.
Akan tetapi, panduan dan standar yang ada dalam merancang kinerja bangunan umumnya menggunakan data iklim historis, sehingga belum mempertimbangkan ketidakpastian data iklim yang ada. Adanya ketidakpastian data iklim akibat perubahan iklim ini dapat menimbulkan kesalahan perhitungan kinerja dari suatu bangunan, sehingga perlu menjadi salah satu pertimbangan dalam merancang suatu bangunan. Selain itu, siklus hidup bangunan yang cukup lama membuat bangunan harus dirancang untuk memiliki kinerja yang tinggi, baik pada masa sekarang maupun pada masa depan. Untuk itu, tugas akhir ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan kinerja bangunan pada beberapa skenario data iklim masa depan untuk bangunan komersial di Indonesia dengan desain pasif yang optimal saat ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwijayanti.
Pada tugas akhir ini, dilakukan pemodelan dan simulasi kinerja bangunan komersial menggunakan perangkat lunak Rhinoceros 3D dengan plug-in Grasshopper. Sebelumnya, ditetapkan terlebih dahulu masukan untuk pemodelan dan simulasi seperti skenario data iklim masa depan, geometri dan konstruksi bangunan, profil bangunan, metrik kinerja bangunan yang ditinjau, dan parameter desain pasif yang diuji. Simulasi menghasilkan nilai metrik kinerja bangunan dari variasi desain pasif yang diuji pada berbagai skenario data iklim masa depan. Hasil simulasi kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi perubahan metrik kinerja bangunan yang terjadi akibat dari ketidakpastian data iklim. Hasil menunjukkan bahwa pada data iklim masa depan, semua metrik kinerja bangunan mengalami perubahan yang signifikan terhadap kondisi pada masa sekarang, dengan perubahan terbesar adalah pada metrik Energy Use Intensity (EUI) sebesar 31,8%. Selanjutnya, analisis ketahanan dilakukan pada semua variasi desain menggunakan metode minimax regret. Setelah itu, pemeringkatan dilakukan terhadap semua variasi desain berdasarkan nilai maximum regret-nya. Sehingga, didapatkan lima desain dengan peringkat teratas pada masing-masing metrik dan secara keseluruhan. Kemudian, analisis korelasi dilakukan antara masukan parameter desain pasif terhadap hasil pemeringkatan yang ada, sehingga didapatkan urutan parameter desain pasif yang diutamakan untuk diubah. Hasil korelasi menunjukkan bahwa Window-to-Wall Ratio adalah parameter dengan korelasi tertinggi, diikuti dengan ketebalan insulasi dinding, ketebalan insulasi atap, konduktivitas insulasi dinding, dan konduktivitas insulasi atap. Analisis yang telah dilakukan akhirnya memberikan nilai rekomendasi desain pasif, selain optimal pada saat ini, juga tahan dalam menghadapi perubahan data iklim. Nilai rekomendasi yang didapatkan adalah orientasi bangunan yang mengarah ke selatan, material dinding dengan massa termal yang rendah, ketebalan material dinding sebesar 0,30 m, tipe kaca jendela dengan emisivitas yang rendah, WWR dengan rentang nilai 30%, infiltrasi dengan rentang nilai 0,33 ACH, ketebalan insulasi dinding sebesar 0,14 m, ketebalan insulasi atap dengan nilai 0,04 m, konduktivitas insulasi dinding dengan rentang nilai 0,11 W/m2·K, dan konduktivitas insulasi atap dengan rentang nilai 0,28 W/m2·K.
?