COVER Alvin Wilta
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Alvin Wilta
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Alvin Wilta
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Alvin Wilta
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Alvin Wilta
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Alvin Wilta
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Alvin Wilta
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Sistem arsitektur microservice merupakan arsitektur yang diadopsi oleh berbagai perusahaan
untuk menyelesaikan permasalahan arsitektur monolitik seperti skalabilitas
sehingga menyebabkan banyak terjadinya proses migrasi dari arsitektur monolitik
menuju microservice. Namun, setelah migrasi dilakukan, kualitas dari microservice
cenderung diabaikan. Pengukuran kualitas umumnya hanya dilakukan selama migrasi,
dengan membandingkan antara arsitektur monolitik dan microservice. Selain itu, sistem
microservice juga rentan mengalami perubahan drastis yang berpotensi merusak
arsitektur secara keseluruhan. Selain itu, pada saat ini belum ada proses otomatisasi
untuk proses pengukuran kualitas ini. Terlebih lagi belum ada standar yang konkrit
mengenai aspek apa saja yang menjadikan suatu arsitektur adalah microservice.
Berdasarkan permasalahan tersebut dan hasil studi literatur didapatkan tiga aspek
kualitas utama beserta metriksnya masing-masing yaitu Cohesion dengan metriks
Average Lack of Cohesion Metric (ALCOM), Coupling dengan metriks Absolute
Criticality of a Service (ACS), dan Complexity dengan metriks Total Complexity Metric
(TCM). Metriks-metriks ini yang kemudian dapat digunakan untuk mengkuantifikasi
kualitas dari microservice. Oleh karena itu pada tugas akhir ini dikembangkan suatu
tool bernama Microqa yang terdiri dari lima komponen modul yang melakukan analisis
statis dan analisis dinamis pada sistem secara otomatis. Alat ini terintegrasi dengan
CI/CD pengembangan untuk mendapatkan nilai dari masing-masing aspek kualitas.
Dengan membandingkan nilai kualitas awal dan akhir tahap pengembangan, kenaikan
dan penurunan dari kualitas microservice bisa ditemukan.