digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

15719030_Zaky Ananditya Hilmi
Terbatas  Asep Kusmana
» Gedung UPT Perpustakaan

Sistem drainase perkotaan berfungsi untuk mengatasi kelebihan air permukaan yang umumnya timbul akibat hujan. Sebagian besar sistem drainase perkotaan berupa sistem drainase terbuka yang mengalir secara gravitasi. Demikian pula sistem drainase perkotaan yang digunakan pada Kota Bandung. Kota Bandung berada dalam fitur geologi yang dinamakan Bandung Basin yang membuat sebagian wilayah perkotaan memiliki elevasi yang tinggi dengan kemiringan permukaan tanah yang besar dan sebagian besar lainnya berada pada elevasi yang relatif rendah dengan kemiringan permukaan tanah yang relatif datar. Untuk wilayah Kota Bandung dengan kemiringan yang datar, umum solusi pengaliran drainase adalah untuk mengalirkannya menuju anak-anak Sungai Citarum yang melalui wilayahnya. Daerah Kecamatan Antapani termasuk wilayah Kota Bandung dengan permukaan datar yang menerapkan konsep drainase tersebut. Kelurahan Antapani Tengah menggunakan gabungan dari saluran terbuka samping jalan atau selokan dan saluran-saluran kanal yang mengumpulkan aliran dari selokan dan mengalirkannya menuju badan air penerima. Agar sistem saluran-saluran ini dapat bekerja secara optimal sepanjang tahun, diperlukan perancangan bentuk, dimensi dan kemiringan saluran yang baik. Dasar perhitungan sistem drainase adalah analisis hidrologi untuk mendapatkan besaran hujan puncak per periode ulang. Sesuai Standar Nasional Indonesia 03-6981-2004, sistem drainase di lingkungan perumahan di daerah perkotaan dirancang berdasarkan curah hujan dengan periode ulang 5 tahun. Pemetaan saluran drainase eksisting dilakukan dengan bantuan foto udara dan survei lapangan. Perhitungan debit limpasan air hujan dilakukan dengan membagi wilayah studi menjadi blok-blok unit hidrograf yang luas dan karakteristik fisiknya diukur dan ditentukan dengan bantuan foto udara dan survei secara langsung. Dihasilkan desain ulang saluran selokan yang dibagi menjadi dua tipe dan saluran kanal dengan bentuk berbeda dengan dimensi yang sesuai untuk debit limpasan yang telah dihitung dan dengan kemiringan saluran yang dapat menjaga kecepatan aliran. Desain ulang saluran selokan tipe 1 adalah saluran terbuka berbentuk segi empat, saluran selokan tipe 2 adalah saluran berbentuk segi empat dengan tutup saluran dan saluran kanal dirancang ulang dengan bentuk trapezoid dengan saluran susunan. Total biaya pembangunan saluran selokan tipe 1 adalah sebesar Rp1.625.690.000, saluran selokan tipe 2 adalah sebesar Rp4.421.660.000 dan saluran kanal adalah sebesar Rp8.004.740.000. Sedangkan biaya operasional untuk seluruh saluran adalah sebesar Rp98.000.000 per tahun.