Perpustakaan Digital ITB

Kecamatan Bengkong memiliki penduduk 126.000 jiwa pada tahun 2023 dan memiliki laju peningkatan penduduk 2% per tahunnya (BPS, 2023), melihat potensi pertumbuhan penduduk yang tinggi itu berdampak pada peningkatan timbulan air limbah domestik pula, sedangkan di kecamatan ini mayoritas rumah menggunakan tangki septik yang tidak sesuai SNI sebagai pengolahan air limbah domestik setempat, dan menimbulkan pencemaran air pada waduk. Sebuah sistem pengaliran dan pengolahan air limbah diperlukan dengan mempertimbangkan jumlah penduduk yang akan datang sesuai periode perencanaan 20 tahun. Proyeksi jumlah penduduk dengan metode regresi linear diperoleh jumlah penduduk 198.670 jiwa pada tahun 2043. Sistem sewerage direncanakan melayani satu kecamatan dengan pembagian blok pelayanan sebanyak 21 blok, dengan timbulan debit air limbah 726 l/s, secara gravitasi, dengan 14 titik pemompaan dikarenakan elevasi yang berbukit, namun tetap memenuhi standar kriteria laju swa-bersih 0,6 m/s dan kecepatan maksimal 3 m/s, perpipaan sepanjang 15,5 Km, dengan jumlah manhole sebanyak 312 unit. IPAL Komunal yang direncanakan memiliki kapasitas desain 30.590 m3/hari, mengolah air limbah dengan karakteristik BOD 148,4 mg/l, COD 269,4 mg/l, TSS 141,6 mg/l, dengan tahapan pengolahan bar screen, grit chamber, bak ekualisasi, bak pengendap, moving bed biofilm reactor (MBBR), clarifier, dan bak desinfeksi. Dengan biaya konstruksi sistem sewerage 38 miliar dan IPAL 11 miliar dengan operasional sistem sewerage 1,3 miliar rupiah pada tahap 2 dan operasional IPAL 2,5 miliar rupiah pada tahap 2. Dengan nilai BCR 1,52.