digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Nadia Yasmin_.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Personal Care and Cosmetic Products (PCCPs) telah banyak digunakan di seluruh dunia dalam jumlah besar. Hal ini mengakibatkan pelepasan kontinu kontaminan spesifik yang tidak terlihat ke lingkungan. PCCPs banyak mengandung bahan yang bioaktif, persisten di lingkungan, dan dapat mengalami akumulasi biologis sehingga dapat mengganggu organisme di lingkungan. Disisi lain, microbeads, yang merupakan bahan dari Personal Care and Cosmetic Products (PCCPs), telah dianggap sebagai sumber utama mikroplastik yang signifikan di lingkungan. PCCPs pada perawatan rambut berupa sampo di Bandung ini ternyata mengandung dimethicone dan carbomer. Maka dari itu penelitian ini difokuskan untuk menganalisis karakteristik fisik-kimia dari air buangan sampo serta mengidentifikasi timbulan mikroplastik yang terkandung dengan didasarkan pada Standard Methods for Examination of Water and Wastewater Wastewater oleh Baird et al, (2017) dan observasi visual dengan menggunakan mikroskop CX-22. Produk sampo yang diteliti merupakan produk yang mayoritas digunakan oleh masyarakat dan didasarkan pada survei yang dilakukan oleh Frontier Research (2020). Berdasarkan penelitian ini didapatkan nilai rata – rata pH, COD total, COD terlarut, TSS, TDS, NTK, dan total P dari ketiga sampel sampo adalah sebesar 7,47, 432,97 mg/L, 414,08 mg/L, 0 mg/L, 407,78 mg/L, 3,28 mg/L, dan 1,25 mg/L. Sedangkan untuk timbulan mikroplastik yang didapatkan pada sampo merek A, B, dan C masing – masing adalah sebesar 192 ± 31 partikel/L, 196 ± 27 partikel/L, dan 2070 ± 126 partikel/L. Untuk mengetahui timbulan mikroplastik yang dihasilkan per tahunnya di Kota Bandung akibat pemakaian sampo, maka dilakukan prediksi timbulan mikroplastik dengan hasil perhitungan sebesar 0,5015 trilliun ton partikel/tahun. Timbulan mikroplastik yang melimpah ini tentu memerlukan perlakuan khusus dalam proses pengolahan air limbah domestik kedepannya.