Kabupaten Kulon Progo terletak di bagian barat Provinsi Yogyakarta memiliki luas 586,3 km2 dengan
rentang elevasi 0-754 mdpl yang terbagi menjadi Zona Utara, Zona Tengah, dan Zona Selatan serta
meliputi 12 kecamatan, yaitu Girimulyo, Nanggulan, Kalibawang, Samigaluh, Sentolo, Pengasih,
Kokap, Temon, Wates, Panjatan, Galur, dan Lendah. Penduduk Kab. Kulon Progo berjumlah 442.838
jiwa dengan laju pertumbuhan rata-rata 2,11% (BPS, 2021). Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan
dengan laju pertumbuhan rata-rata nasional 1,22%. Dengan adanya peningkatan jumlah penduduk, tentu
akan sejalan dengan peningkatan kebutuhan air bersih. Sebanyak 39,7% penduduk Kulon Progo masih
mengandalkan air sumur untuk memenuhi kebutuhan air minum harian (BPS, 2021). Pada beberapa
titik dilaporkan adanya indikasi pencemaran air tanah oleh limbah industri dan/atau limbah rumah
tangga. Oleh karena itu, diperlukan adanya penelitian terkait kondisi geologi, geomorfologi,
hidrogeologi, dan persebaran kualitas air tanah di wilayah Kab. Kulon Progo.
Dalam penilitian ini, sampel air diuji berdasarkan ion mayor sebagai variabelnya. Kation yang diuji
adalah Na+
, Ca2+, Mg2+, K+
dan anion yang diuji adalah Cl-
, SO4
2-
, HCO3
-
, NO3
-
serta pH, TDS, dan
DHL. Metode yang digunakan adalah analisi multivariat dengan Principal Component Analysis Biplots
(PCA Biplot), interpolasi ordinary kriging, diagram piper, diagram stiff, diagram gibbs dan diagram
reaksi kimia air tanah. Data yang digunakan merupakan data sekunder bersumber dari PATGTL (Pusat
Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan) 2022. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak QGIS,
ArcGIS, Global Mapper, RockWorks 16, Surfer 16, Grapher, dan R.
Kualitas airtanah berdasarkan sampel tahun 2022 menunjukkan seluruh sampel memiliki kadar pH yang
baik. Namun, terdapat 5 sampel yang memiliki nilai TDS di atas standar baku mutu air minum
PERMENKES RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010. Berdasarkan perbandingan nilai TDS dengan
sampel sebelum tahun 2022, terdapat kecenderung nilai TDS mengecil ke arah timur pada Zona Utara,
nilai TDS cenderung membesar pada Zona Tengah hingga melebihi batas ambang yang diperbolehkan,
dan nilai TDS pada Zona Selatan meningkat pesat hingga melebihi batas ambang yang diperbolehkan.
Dominasi sampel merupakan tipe air tanah dangkal, sampel SB 1 merupakan tipe air laut dan air tanah
purba, sampel SB 6 merupakan tipe air tanah dalam yang terpengaruh pertukaran ion, sampel SB 2 dan
SB 7 merupakan tipe air tanah campuran. Plot sampel pada diagram hidrogeokimia menunjukkan
sampel SB 2, SB 6, dan SB 7 menyimpan residu natrium karbonat dari air sisa irigasi yang dapat
menyebabkan foaming problem, dan sampel SB 1 dapat menimbulkan masalah salinitas untuk air irigasi
dan air konsumsi.