digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER WISNU IMMANUEL PARASIAN MARBUN
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 WISNU IMMANUEL PARASIAN MARBUN
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 WISNU IMMANUEL PARASIAN MARBUN
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 WISNU IMMANUEL PARASIAN MARBUN
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 WISNU IMMANUEL PARASIAN MARBUN
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 WISNU IMMANUEL PARASIAN MARBUN
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 WISNU IMMANUEL PARASIAN MARBUN
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA WISNU IMMANUEL PARASIAN MARBUN
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Jalan Layang dan Jembatan Pasupati tentunya akan melengkapi struktur jaringan jalan di Kota Bandung dan dapat mengurangi beban lalu lintas di Jalan Siliwangi dan Jalan Wastukencana. Tetapi harus diingat bahwa seringkali pembangunan jalan baru, yang diharapkan dapat mengatasi masalah kemacetan yang terjadi, dapat menimbulkan masalah baru bagi jaringan jalan di sekitarnya. Terutama jalan-jalan yang tidak dipersiapkan untuk menerima perubahan arus lalu lintas yang akan terjadi. Jalan Layang dan Jembatan Pasupati itu sendiri akan mempunyai fasilitas exit dan entry terhadap jaringan jalan di sekitarnya. Lokasi exit dan entry terletak di Jalan Dr. Djunjunan dan Jalan Surapati sebagai titik awal dan titik akhir dari Pasupati, on ramp di persimpangan Jalan Pasir Kaliki dan Jalan Pasteur, on/off ramp di Jalan Cihampelas, dan on/off ramp di Jalan Taman Sari. Tentunya masalah lalu lintas akan dapat timbul pada ruas jalan dan simpang yang mempunyai akses langsung terhadap Pasupati. Karena arus lalu lintas akan diperkirakan meningkat pada lokasi tersebut setelah Paspati beroperasi. Oleh karena itu agar dapat mengetahui arus lalu lintas yang akan terjadi di ruas sekitar Pasupati sebelum dan sesudah jalan ini beroperasi maka dilakukan prediksi arus lalu lintas dengan menggunakan program SATURN. Sedangkan untuk mengevaluasi kinerja jaringan digunakan parameter VCR (Volume Capacity Ratio) dan untuk kinerja simpang digunakan parameter derajat kejenuhan, panjang antrian, dan tundaan. Dari hasil analisis diperoleh bahwa setelah Pasupati beroperasi akan terjadi peningkatan arus lalu lintas pada jalan yang mempunyai akses langsung terhadap Pasupati. Seperti pada Jalan Surapati terjadi peningkatan dari 1455 smp/jam menjadi 2680 smp/jam. Pada Jalan Djunjunan terjadi peningkatan dari 2756 smp/jam menjadi 2890 smp/jam. Pada Jalan Cikapayang terjadi peningkatan dari 740 smp/jam menjadi 2080 smp/jam. Dan pada Jalan Pasteur terjadi peningkatan dari 948 smp/jam menjadi 1908 smp/jam. Sedangkan pada ruas jalan yang selama ini menjadi koridor pergerakan barat-timur Kota Bandung dan sebaliknya akan mengalami penurunan arus lalu lintas. Seperti pada Jalan Siliwangi terjadi penurunan dari 1266 smp/jam menjadi 568 smp/jam, Jalan Wastukencana dari 6402 smp/jam turun menjadi 5274 smp/jam, dan Jalan Abd. Rivai dari 1807 smp/jam turun menjadi 1402 smp/jam. Sedangkan untuk kondisi simpang, pada simpang Ariyajipang-Surapati akan mempunyai kinerja yang baik (DS = 0,64) tetapi sebaliknya pada simpang Pasirkaliki- Pasteur-Djunjunan terjadi kinerja yang sebaliknya (DS = 0,95).