Perubahan supply chain akibat perkembangan online shop dan penjualan omnichannel
membuat perusahaan logistik harus terus mengembangkan portofolio servicenya.
Sumberdaya yang terbatas membuat RPX sebagai penyedia layanan one stop logistik
melakukan kolaborasi strategis dengan partner menggunakan integrasi teknologi
untuk menambah portofolio service perusahaan. Permasalahan muncul ketika request
project untuk integrasi dan kolaborasi meningkat, sedangkan sumber daya manusia
perusahaan terbatas sehingga dokumentasi project terpaksa dikesampingkan dan
memprioritaskan penyelesaian project. Di sisi lain beberapa tahun kedepan karyawan
kunci perusahaan akan mulai memasuki masa pensiun. hal ini memunculkan
kehawatiran terjadinya knowledge loss di perusahaan. Studi ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kematangan management pengetahuan, mengetahui kondisi
management practice saat ini serta opportunity for improvement, dan mengusulkan
inovasi knowledge management yang bisa dilakukan untuk meningkatkan KM Maturity
level ITD RPX.
Berdasarkan review literatur tentang manajemen pengetahuan dan teori tentang
tingkat kematangan manajemen pengetahuan, penelitian dilakukan menggunakan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. survei telah dilakukan menggunakan APO KM
Maturity assesment dengan karyawan ITD sebagai responden. survei berisi 42
pertanyaan yang terdiri dari 7 kategori dan masing-masing pertanyaan bernilai 1-5
sehingga score maksimal adalah 210. Wawancara juga dilakukan kepada pemangku
kepentingan kunci untuk mendapatkan informasi lebih detail dan dalam tentang
penerapan manajemen pengetahuan di perusahaan.
Penelitian ini menunjukan tingkat kematangan manajemen pengetahuan ITD RPX
berada pada tingkat ekspansi dengan total nilai 130.62. Artinya perusahaan sudah
menerapkan KM tetapi masih belum di semua bagian. kategori orang, pembelajaran
dan inovasi, proses pembelajaran, hasil KM, dan kepemimpinan mendapat nilai
dibawah rata-rata sedangkan teknologi dan proses berada diatas rata-rata. Hal ini
menunjukan infrastruktur sistem KM sudah tersedia hanya praktik-praktik manajemen
pengetahuan masih rendah, budaya pembelajar dan berbagi pengetahuan masih
rendah, dan kurangnya dukungan dari manajemen puncak.
Hasil dari research ini menujukan dukungan dari manajemen dan mendirikan bagian
yang khusus bertugas menangani manajemen pengetahuan menjadi hal krusial dan
pondasi bagi berjalannya praktik KM di perusahaan. Dengan adanya dua pilar
tersebut, program inovasi management pembelajaran seperti pemetaan pengetahuan,
tinjauan setelah tindakan, portal pengetahuan, dan komunitas praktik bisa dilakukan.