Sekolah inklusi memberikan kesetaraan bagi siswa yang memiliki perbedaan
karakteristik fisik dan mental untuk belajar bersama dan membentuk hubungan
sosial pertemanan. Hubungan sosial pertemanan penting bagi siswa disabilitas
intelektual (ID) yang merupakan mayoritas jenis disabilitas di sekolah inklusi,
dengan karakteristik gangguan pada keterampilan sosial, untuk meningkatkan
motivasi dan kepercayaan diri mereka, sehingga kinerja pembelajaran meningkat.
Pengaturan posisi duduk dan sirkulasi ruang berpengaruh pada hubungan sosial dan
keterlibatan siswa melalui tingkat kenyamanan, konsentrasi, dan persepsi terhadap
ruang kelas, seperti fleksibilitas dan inklusivitas dalam interaksi dan komunikasi.
Penelitian ini mengidentifikasi hubungan sosial pertemanan siswa ID dan siswa non
disabilitas (ND) berdasarkan pengaturan posisi duduk dan sirkulasi ruang kelas
inklusi dan pengaruhnya terhadap kinerja pembelajaran siswa. Kami menerapkan
metode grounded theory yang melibatkan observasi lapangan dengan pencatatan
form dan perekaman video-audio terhadap 14 partisipan (3 siswa ID dan 11 siswa
ND) selama lima mata pelajaran. Kami menganalisis kode data, grafik heatmap
dengan software Graphpad Prism 10.0.2, serta analisis perilaku yang dikonfirmasi
melalui tabel matriks hubungan sosial pertemanan dan kinerja pembelajaran siswa.
Kami menemukan bahwa hubungan sosial pertemanan berpengaruh terhadap
kinerja pembelajaran siswa. Kami megidentifikasi ketiga indikator hubungan sosial
pertemanan (percakapan, gestur, pergerakan) berkontribusi secara positif dan
negatif terhadap indikator kinerja pembelajaran siswa (minat, konsentrasi,
kesenangan), dengan indikasi sebagai berikut: (1) Kontribusi tertinggi dihasilkan
dari percakapan 2 arah yang berkontribusi positif terhadap minat, (2) Gestur dalam
representasi gerakan berulang mengindikasikan penurunan konsentrasi, (3)
Perpindahan fisik mengindikasikan minat dan kesenangan yang positif dalam
bentuk partisipasi aktif. Kedekatan duduk siswa ID dan ND menunjukkan minat,
konsentrasi, dan komunikasi yang lebih baik. Pengaturan posisi duduk dan sirkulasi
ruang kelas mendukung terbentuknya rasa percaya diri dan sikap saling mengayomi
antara siswa ID dan ND.