digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sekolah inklusi memberikan kesetaraan bagi siswa yang memiliki perbedaan karakteristik fisik dan mental untuk belajar bersama dan membentuk hubungan sosial pertemanan. Hubungan sosial pertemanan penting bagi siswa disabilitas intelektual (ID) yang merupakan mayoritas jenis disabilitas di sekolah inklusi, dengan karakteristik gangguan pada keterampilan sosial, untuk meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri mereka, sehingga kinerja pembelajaran meningkat. Pengaturan posisi duduk dan sirkulasi ruang berpengaruh pada hubungan sosial dan keterlibatan siswa melalui tingkat kenyamanan, konsentrasi, dan persepsi terhadap ruang kelas, seperti fleksibilitas dan inklusivitas dalam interaksi dan komunikasi. Penelitian ini mengidentifikasi hubungan sosial pertemanan siswa ID dan siswa non disabilitas (ND) berdasarkan pengaturan posisi duduk dan sirkulasi ruang kelas inklusi dan pengaruhnya terhadap kinerja pembelajaran siswa. Kami menerapkan metode grounded theory yang melibatkan observasi lapangan dengan pencatatan form dan perekaman video-audio terhadap 14 partisipan (3 siswa ID dan 11 siswa ND) selama lima mata pelajaran. Kami menganalisis kode data, grafik heatmap dengan software Graphpad Prism 10.0.2, serta analisis perilaku yang dikonfirmasi melalui tabel matriks hubungan sosial pertemanan dan kinerja pembelajaran siswa. Kami menemukan bahwa hubungan sosial pertemanan berpengaruh terhadap kinerja pembelajaran siswa. Kami megidentifikasi ketiga indikator hubungan sosial pertemanan (percakapan, gestur, pergerakan) berkontribusi secara positif dan negatif terhadap indikator kinerja pembelajaran siswa (minat, konsentrasi, kesenangan), dengan indikasi sebagai berikut: (1) Kontribusi tertinggi dihasilkan dari percakapan 2 arah yang berkontribusi positif terhadap minat, (2) Gestur dalam representasi gerakan berulang mengindikasikan penurunan konsentrasi, (3) Perpindahan fisik mengindikasikan minat dan kesenangan yang positif dalam bentuk partisipasi aktif. Kedekatan duduk siswa ID dan ND menunjukkan minat, konsentrasi, dan komunikasi yang lebih baik. Pengaturan posisi duduk dan sirkulasi ruang kelas mendukung terbentuknya rasa percaya diri dan sikap saling mengayomi antara siswa ID dan ND.