digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak-Cecilia Natasya Rachman 15719011.pdf
Terbatas  Asep Kusmana
» Gedung UPT Perpustakaan

Air bersih adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting bagi kesehatan, keselamatan, dan kualitas hidup sehingga pemenuhannya bersifat krusial. IPA Taman Puspita adalah salah satu sumber air bersih utama bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Tangerang. Namun, dengan pertumbuhan populasi dan pembangunan, kapasitas IPA Taman Puspita yang ada saat ini sudah tidak mampu mengatasi kebutuhan air bersih. Oleh karena itu, perencanaan peningkatan kapasitas IPA Taman Puspita penting untuk memastikan ketersediaan air bersih bagi masyarakat. IPA Taman Puspita berada dibawah naungan PERUMDAM Tirta Kerta Raharja dan bertugas untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat di wilayah perumahan Citra Raya pada area pelayanan SPAM 2. Hingga saat ini, IPA Taman Puspita menggunakan air baku dari Sungai Cimanceuri dan memiliki kapasitas pengolahan total 60 liter/detik yang terbagi dalam 3 konfigurasi berupa 30 liter/detik dan 2 unit 3 x 15 liter/detik. Berdasarkan hasil proyeksi terhadap area layanan IPA Taman Puspita, kapasitas IPA saat ini tidak dapat mencukupi peningkatan kebutuhan yang diproyeksikan mencapai 170 liter/detik pada tahun 2043. Selain itu, berdasarkan data yang diambil oleh penulis, air baku memiliki 8 parameter yang tidak sesuai, yaitu: amoniak (NH3-N), mangan terlarut, Nitrit (NO2), BOD, COD, fecal coliform, total coliform, dan TSS. Untuk air yang telah melalui pengolahan, terdapat dua parameter yang tidak memenuhi baku mutu, yaitu sisa klor dan zat organik. Oleh karena itu, berdasarkan analisis yang dilakukan, terdapat 3 alternatif yang diajukan yaitu: (1) peningkatan kapasitas IPA dengan melakukan penambahan unit yang serupa pada lokasi IPA Taman Puspita, (2) pemenuhan kapasitas dengan pengoptimalan penggunaan unit dengan perbaikan sesuai dengan kapasitas desain serta penambahan unit baru untuk memenuhi kebutuhan air untuk proyeksi hingga tahun 2043 pada lokasi IPA Taman Puspita. dan (3) pemenuhan peningkatan kapasitas dengan pembangunan IPA baru di lokasi yang berbeda dengan IPA Taman Puspita. Dengan pertimbangan terhadap kebutuhan lahan, kemudahan konstruksi, kemudahan operasional dan pemeliharaan, biaya konstruksi, dan biaya operasional dan pemeliharaan, alternatif kedua dipilih sebagai alternatif terpilih. Rancangan IPA dibangun sesuai dengan konfigurasi unit eksisting dengan perubahan berupa pengoptimalan dimensi, perubahan ukuran pipa, serta penambahan unit terutama pada unit filtrasi dan pengolahan lumpur. Konfigurasi unit pada rancangan IPA berupa unit koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi, dan pengolahan lumpur. Untuk memastikan bahwa pemenuhan air terus berlangsung selama proses uprating, pembangunan untuk IPA yang dirancang akan dibagi menjadi 3 periode dengan pembangunan pada tahun 2024 untuk WTP B, tahun 2028 untuk WTP C, dan 2044 untuk WTP A. Pembiayaan untuk proyek uprating dibagi menjadi 2 periode dimana periode pertama sebesar Rp520.232.947,50 untuk WTP B dan Rp683.152.157,98 untuk WTP C. Periode kedua membutuhkan biaya capital expenditure sebesar Rp4.423.082.803,21. WS-2 Dengan proyeksi pemasukan total mencapai Rp 279.452.636.745 dalam 20 tahun dan perkiraan biaya operasional dan pemeliharaan sebesar Rp 1.897.946.843,36, didapatkan NPV sebesar Rp 125.903.212.096 dan nilai BCR lebih dari satu sehingga proyek dapat dinyatakan layak secara ekonomi dan memiliki nilai finansial.