Latar belakang dan tujuan: Terapi Insulin secara noninvasif telah menjadi harapan bagi pasien Diabetes Mellitus. Pada penelitian ini akan dilakukan cara alternatif untuk pemberian terapi Insulin secara oral. Metode: Insulin diformulasikan ke dalam karier nanoemulsi (NE) yang terbentuk secara spontan (metode SNE). Untuk meningkatkan lipofilisitasnya, insulin dibentuk menjadi Liofilisat Insulin-Fosfolipid (LIF). Formula SNE adalah modifikasi dari penelitian sebelumnya, dengan komposisi: gliseril monooleat (GMO), Tween 20, dan polietilen glikol 400 (PEG 400) dalam perbandingan 1:8:1. Karakterisasi LIF meliputi PXRD, spektroskopi FTIR, dan spektroskopi Raman. Karakterisasi NE meliputi penentuan ukuran globul, distribusi ukuran globul, potensial zeta, efisiensi penjeratan, pH, uji stabilitas fisik, dan spektroskopi Raman. Selain itu, pada NE dilakukan pula uji pelepasan in vitro, uji permeasi in vitro, dan uji in vivo. Hasil: NE Insulin memiliki karakter: ukuran globul 102,17 ± 5,50 nm, distribusi ukuran globul 0, 197 ± 0,015, potensial zeta 0,56 ± 0, 10 mV, efisiensi penjeratan 90,33 ± 0,65 %, pH 6,01 ± 0,05, stabil setelah disentrifuga pada kecepatan 14.000 g selama 30 menit di suhu ruang, dan spektrum Raman yang serupa dengan NE BSA yang sudah berhasil terbentuk. NE Insulin yang berhasil dibuat juga menjadi Cairan Film Nanoemulsi Insulin (CFNI) dengan bantuan polimer karboksimetil kitosan (KMK). Dari hasil uji pelepasan dan permeasi in vitro, diketahui bahwa matriks polimer KMK berfungsi sebagai pengendali pelepasan NE Insulin. Baik NE Insulin maupun CFNI mampu menghasilkan efek hipogllkemia pada mencit Swiss-Webster sehat pada pemberian oral dengan ketersediaan farmakologis (pharmacological availability/PA) sekitar 14% dibandingkan injeksi insulin subkutan. Efektivitas ini meningkat sekitar 4 kali dibandingkan dengan pemberian larutan insulin secara oral. Kesimpulan: Insulin yang diformulasikan ke dalam nanoemulsi prospektifuntuk diadministrasikan secara oral.