









Selama satu dekade terakhir, pengembangan teknologi industri telah menjadi
perhatian di kalangan industri dan akademisi. Perhatian tersebut semakin besar
seiring dengan terjadinya pandemi COVID-19. Untuk dapat bangkit dan
menghindari kerugian yang diakibatkan oleh pandemi di masa depan, pengurangan
sentuhan fisik manusia dalam industri merupakan hal yang sangat dibutuhkan saat
ini.
Kota Kediri merupakan salah satu kota di Indonesia yang terkena dampak oleh
pandemi COVID-19. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Kediri
mengalami penurunan yang signifikan karena banyak Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) yang mengurangi jumlah karyawan atau mengalami
kebangkrutan. Untuk meningkatkan PDRB Kota Kediri, UMKM dapat melakukan
adopsi teknologi industri 4.0, namun terdapat kurangnya pemahaman terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi teknologi digital. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi adopsi teknologi industri
4.0 oleh UMKM manufaktur di Kota Kediri pada era pasca-pandemi dengan
menggunakan model Technology-Organizational-Environmental (TOE).
Didapatkan 76 UMKM manufaktur Kota Kediri sebagai responden, data kemudian
diolah menggunakan metode PLS-SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
observability, market transparency, top management support and championship,
satisfaction with existing systems, market uncertainty, dan government support
secara signifikan mempengaruhi adopsi teknologi Industri 4.0 oleh UMKM
manufaktur di Kota Kediri pada era pasca-pandemi. Sementara itu, percieved trend
tidak memiliki pengaruh apapun terhadap adopsi teknologi Industri 4.0 oleh
UMKM manufaktur di Kota Kediri pada era pasca-pandemi.