digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Latar belakang dan Tujuan: Eritromisin merupakan senyawa antibiotik golongan makrolida dan kanamisin merupakan antibiotik aminoglikosida. Karena kurangnya gugus kromoforik, analisis eritromisin dan kanamisin didahului dengan derivatisasi menggunakan FMOC-CI. FMOC-CI memiliki reaktifitas terhadap gugus hidroksil pada eritromisin dan reaktifitas terhadap amin pada kanamisin. Akibat perbedaan reaktivitas, dimungkinkan didapatkannya dua kondisi optimum berbeda untuk kanamisin dan eritromisin. Sehingga optimasi ditujukan untuk proses pemisahan. Analisis eritromisin dan kanamisin dilakukan secara simultan dengan KCKT sehingga diperlukan kondisi optimum agar didapat nilai pemisahan yang baik, yang ditujukan dengan nilai resolusi R > 1,5. Metode: . Derivatisasi dilakukan dengan penambahan 50k1L borat dan 150k1L FMOC-CI ke dalam 50k1L masing-masing baku. Analisis menggunakan kolom Inertsil@ C8, detektor fluoresensi dengan komposisi fase gerak air : asetonitril — 36 : 64, laju alir 1,2 ml/menit. Pencarian kondisi optimum dilakukan dengan Metode Permukaan Respon menggunakan perangkat lunak Minitab versi 16. Rancangan percobaan menggunakan rancangan faktorial 3 faktor dan 2 level dengan jumlah perlakuan sebanyak 8. Pemilihan nilai level berdasarkan nilai optimum pada percobaan one factor at the time. Faktor atau variabel bebas dan nilai level adalah A=pH Dapar (7,3-7,5), B=konsentrasi FMOC-CI (4,0-6,0 ug/m?), dan C=waktu reaksi (40-50 menit). Hasil: Diperoleh persamaan empirik R —- -17,742 + 3,050A + 0,012B — 0,010C yang menyatakan hubungan antara variabel bebas dengan respon sebagai nilai R resolusi. Aplikasi metode respon permukaan menunjukkan bahwa nilai resolusi optimum (4,845) diperoleh pada penggunaan pH dapar 7,5 konsentrasi FMOC-CI 5yg/mL dan waktu reaksi 40 menit.