digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dinny Andriany
PUBLIC yana mulyana

Latar belakang: Neotam merupakan pemanis buatan intensitas tinggi dengan tingkat kemanisan 7000 hingga 13000 kali sukrosa dan 30 hingga 60 kali aspartam. Nilai ADI (Acceptable Daily Intake) neotam menurut JECFA (Joint FAO/WHO Committeefor Food Additives) adalah 0 - 2 mg/kg berat badan/ hari, sehingga termasuk golongan bahan tambahan pangan dengan nilai ADI rendah. Dari segi analisis risiko, tingkat paparan bahan tambahan pangan tersebut harus diprioritaskan. Untuk tujuan tersebut, diperlukan metode analisis untuk penentuan neotam dalam berbagai produk pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode analisis yang sesuai untuk penentuan neotam dalam sampel jeli dan minuman ringan. Metode: Metode kromatografi cair kinerja tinggi untuk penentuan neotam dalam sampel jeli dan minuman ringan telah dikembangkan dan divalidasi menggunakan kromatograf HPLC Shimadzu yang dilengkapi dengan kolom C18 Zorbax Eclipse Plus (4,6 x 150 mm, 5gm) dan detektor ultraviolet 210 nm. Fese gerak merupakan campuran dapar kalium dihidrogen fosfat 0,05 M pH 4,5 - asetonitril (7:3). Laju laju alir diatur pada 1,2 ml/menit dan suhu kolom 40 C. Sampel dipreparasi dengan cara penyaringan dan dilarutkan dalam fase gerak. Hasil : Dua kurva kalibrasi untuk penentuan neotam dalam sampel jeli dan minuman ringan dibuat terpisah. Kurva kalibrasi pertama dengan persamaan regresi y 29171,38x + 284,9728 linier pada rentang konsentrasi 2,085 - 12,057 gg/ml dengan koefisien korelasi r — 0,999962 digunakan untuk penentuan sampel jeli, sedangkan kurva kedua dengan persamaan regresi y 29420,09 x - 896,09 linier pada rentang konsentrasi 2,02 - 12,12 mg/L dengan koefisien korelasi r 0,999818, digunakan untuk penentuan sampel minuman ringan. Batas deteksi dan batas kuantisasi, dihitung dari kedua kurva kalibrasi, masing-masing 0,14 dan 0,42 gg/ml serta 0,31 dan 0,87 gg/ml. Presisi metode, dinyatakan sebagai SBR antar hari, untuk sampel jeli dan minuman ringan masing-masing sebesar 0,576 dan 0,623 %. Perolehan kembali penambahan baku neotam dalam sampel jeli dan minuman ringan maslng-masing sebesar 99,44 102,28% dan 93 - 103%. Walaupun ada aspartam sebagai senyawa sejenis, metode ini menunjukan selektivitas yang baik. Berdasarkan keseluruhan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa metode ini telah berhasil dikembangkan dan dapat digunakan untuk penentuan neotam dalam sampel jeli dan minuman ringan.