Meningkatnya kebutuhan akan sumberdaya mineral mengakibatkan proses
eksploitasi tambang tidak hanya dilakukan pada tambang terbuka tetapi secara
bertahap terus berlanjut semakin ke dalam perut bumi. Pada suatu kondisi tertentu
secara teknis dan keekonomiannya tambang terbuka harus beralih ke tambang
bawah tanah. Insitu stress, stress perturbation yang tinggi dan massa batuan kuat
di tambang bawah tanah menjadi permasalahan serius dalam tambang bawah tanah
khususnya deep mining. Semburan batuan/Rockburst, deformasi, bahaya seismik,
dan keruntuhan atap atau dinding merupakan suatu kejadian yang diakibatkan oleh
akumulasi stress pada tambang bawah tanah yang terjadi pada massa batuan kuat
dan getas (brittle). Kestabilan tambang bawah tanah penting dipastikan demi
menjaga keberlangsungan produksi dan menjamin keselamatan pekerja tambang.
Permasalahan kestabilan pada metode penambangan block caving di massa batuan
kuat lebih riskan diantaranya karena tegangan insitu pada penggalian yang jauh dari
permukaan dan tegangan induksi akibat ukuran cave yang besar. Kegiatan block
caving mengakibatkan meningkatnya induksi seismik di area tambang bawah tanah.
Agar tidak menimbulkan kerusakan batuan secara masif dan tidak terkontrol
terutama di zona abutment dan undercutting level, maka kegiatan caving perlu di
monitoring.
Penelitian dilakukan pada tambang bawah tanah dalam (deep mining) Deep Mill
Level Zone (DMLZ) yang merupakan tambang bawah tanah terdalam di Indonesia.
Pada kasus penambangan menggunakan metode block caving dengan setting
geologi incline intrusion tingkat konsentrasi stress yang tinggi berada pada zona
seismogenic, dan abutment terutama di bagian depan area miring. Umumnya
penempatan jaringan seismometer pada tambang dengan setting geologi incline
intrusion diletakan di area fasilitas yang berada di area footwall. Hal ini
mengakibatkan coverage dari jaringan seismik menjadi terbatas dan perekaman
gempamikro menjadi kurang optimal. Pada penelitian ini dilakukan pendekatan
penempatan borehole seismometer di area diluar fasilitas pertambangan yang telah
diterapkan dalam industri perminyakan dan geothermal. Tujuannya adalah untuk
memaksimalkan resolusi serta ketidakpastian monitoring pada tambang bawah
tanah. Untuk mendapatkan perbandingan resolusi minimal dilakukan skema
penempatan seismometer: (i) jaringan seismometer mengikuti level penambangan
incline intrusion dengan seismometer tersebar di area fasilitas penambangan, (ii)dengan menambahkan seismometer di area luar area fasilitas dengan jarak
maksimal 300 meter dari area produksi. Kedua skema tersebut kemudian diuji
respons perambatan gelombangnya (raypath) dan sensitivitasnya menggunakan
Checkerboard Resolution Test (CRT). Hasil uji resolusi menunjukkan bahwa
penambahan seismometer di area luar fasilitas tambang dapat meningkatkan
resolusi sebesar 30% di zona seismogenic dan abutment.
Sifat mekanik massa batuan merupakan parameter penentu dalam analisis respons
massa batuan di bawah kondisi tegangan tertentu. Untuk memahami lebih jauh
perubahan sifat dinamik tambang bawah tanah dalam studi ini dilakukan uji sifat
fisik, mekanik, dan ultrasonik batuan. Pengujian laboratorium ini diharapkan dapat
menjembatani antara hasil monitoring gempamikro dan monitoring geoteknik
dalam menjamin keberlangsungan produksi tambang. Pengukuran kecepatan
ultrasonik di laboratorium terhadap sampel inti bor dengan simulasi kekar buatan
telah berhasil dilakukan dan diperoleh persamaan empiris hubungan kerapatan
kekar dengan kecepatan gelombang P, S dan model kecepatan batuan di daerah
penelitian. Hasil uji laboratorium menunjukkan penambahan sekitar satu kekar di
Skarn, Diorite, dan Batugamping akan mengurangi Vp sekitar 1.8%, 1%, dan 1.2%
serta mengurangi Vs sekitar 5.9%, 3.7%, dan 2.3%. Hasil uji laboratorium yang
dikorelasikan dengan data hasil pemboran telah berhasil menjadi indikator dalam
memprediksi kualitas massa batuan di daerah penelitian. Nilai Rock Quality
Designation (RQD) di daerah penelitian berada pada rentang 50 – 75% (fair)
sampai dengan sangat baik 91 – 100% (excellent).
Tomografi seismik digunakan untuk monitoring cave propagation dan redistribusi
stress pada tambang bawah tanah DMLZ. Data yang digunakan adalah katalog
gempamikro selama 57 hari (29 Agustus sd 24 Oktober 2022) dengan jumlah event
mencapai 14.821, terekam oleh 84 stasiun yang terdiri dari 176.265 fase P dan
133.472 fase S. Untuk melihat evolusi kecepatan berdasarkan cave propagation
data tersebut dibagi menjadi 4 (empat) subset data. Checkerboard Resolution Test
(CRT) dan Derivative Weight Sum (DWS) digunakan untuk menguji resolusi
maksimal yang dapat diterapkan pada daerah studi. Berdasarkan distribusi evolusi
kecepatan cave propagation ± 60 meter ke arah baratdaya sekitar 100 m di atas
level undercut. Hasil tomogram divalidasi dengan data Time Domain Reflectometry
(TDR) yeng menunjukkan pertumbuhan kearah yang sama. Cave propagation
diindikasikan dengan nilai Vp dan Vs rendah yang diakibatkan oleh proses rekahan
seiring dengan cave propagation. Redistribusi stress teramati seiring dengan cave
propagation, yang ditandai dengan munculnya anomali kecepatan tinggi (Vp dan
Vs) sebagai kompensasi kecepatan rendah di area depan cave, yang mulai runtuh.
Pada penelitian ini potensi seismic hazard akibat struktur sesar berhasil diamati
pada katalog gempamikro tanggal 14 Februari sd 13 Maret 2022. Data tersebut
dibagi menjadi 2 (dua) subset data yaitu subset 1 data tanggal 14 sd 27 Februari
2022 dan subset 2 data tanggal 28 Februari sd 13 Maret 2022. Subset 1 terdiri dari
8492 event gempamikro dan subset 2 terdiri dari 9644 event. Berdasarkan analisis
seismisitas dan cluster event gempamikro dapat dibedakan menjadi 3 cluster.
Cluster event magnitudo momen– 1.6 sd 0 Mw, diakibatkan oleh aktivitas
pertambangan dan proses awal rekahan batuan, cluster event 0 sd 0.7 Mw
diasosiasikan dengan proses cave propagation/struktur sesar, cluster event > 0.7
Mw dengan penurunan nilai kecepatan ?82% diasosiasikan dengan cavepropagation. Struktur sesar/zona lemah (weak zone) ditunjukan cluster event
gempamikro yang terjadi diantara contrast anomali rendah dan tinggi. Struktur
sesar/zona lemah (weak zone) ini membuat kerusakan pada batuan dan menurunkan
nilai kecepatan seismik.