digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pisang merupakan komoditas penting yang menyokong nutrisi masyarakat dunia. Pisang merupakan buah klimakterik dimana pematangannya dipengaruhi oleh hormon etilen. Pematangan pisang dapat diperlambat dengan berbagai teknik, diantaranya adalah penyalutan dengan kitosan. Kitosan merupakan polisakarida yang dapat membentuk lapisan sehingga proses respirasi buah pisang dapat diminimalisir. Secara molekuler, kitosan mempengaruhi ekspresi gen yang berhubungan dengan proses pematangan. Selain gen pematangan, kitosan diduga mampu mempengaruhi ekspresi gen lain seperti gen yang mengkode protein lektin. Lektin pada pisang (BanLec) dapat meningkatkan sistem imun tubuh serta menekan virulensi dari berbagai virus seperti HIV-1, Influenza, dan Ebola. Namun, secara alamiah BanLec tidak ditemukan dengan konsentrasi yang tinggi sehingga metode untuk meningkatkan konsentrasi BanLec perlu dikembangkan. Analisis in silico yang telah dilakukan sebelumnya menyimpulkan bahwa 17 gen pengkode BanLec mengalami peningkatan ekspresi akibat penyalutan kitosan pada buah pisang. Pada penelitian ini, analisis fisikokimia buah pisang dan dua gen dari hasil in silico dengan nilai log2 fold change diatas 2 dianalisis dengan metode qPCR untuk mengkonfirmasi peningkatan ekspresi gen tersebut. Analisis peningkatan ekspresi gen dengan metode qPCR dilakukan dengan mengisolasi RNA pisang terlebih dahulu serta melakukan desain primer untuk kedua gen yang akan dikonfirmasi. Berdasarkan hasil analisis fisikokimia, kitosan mampu memperlambat proses pematangan buah pisang dengan rendahnya susut bobot, rasio daging dan kulit serta total padatan terlarut jika dibandingkan dengan sampel kontrol. Selebihnya, berdasarkan hasil analisis qPCR, ekspresi gen Ma09_g10350 dan Ma11_g22300 yang mengkode lektin pada pisang cavendish meningkat secara signifikan ketika dibandingkan dengan sampel kontrol. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa selain meningkatkan umur simpan, penyalutan kitosan dapat meningkatkan nilai pisang sebagai pangan fungsional dengan meningkatkan ekspresi gen pengkode lektin.