digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rima Hayati
PUBLIC yana mulyana

Glukosamin hidroklorida (glukosamin HCI) merupakan senyawa yang sudah cukup lama digunakan sebagai suplemen untuk mengurangi penyempitan ruang sendi dan rasa nyeri pada penderita osteoarthritis. Ada beberapa faktor yang merupakan tantangan dalam pengembangan sediaan glukosamin, yaitu dosis yang besar untuk diabsorpsi secara perkutan serta glukosamin didalam air mudah sekali menghasilkan maillard product yang ditandai dengan perubahan warna menjadi coklat dengan bau yang khas. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sediaan glukosamin HCI untuk penggunaan transdermal dengan meningkatkan permeabilitas terhadap stratum korneum serta meningkatkan stabilitas sediaan. Formulasi glukosamin HCI dikembangkan dalam Ftuk mikroemulsi M/A dimana glukosamin yang larut dalam air akan berada pada fase luar, sementara minyak dengan ukuran globul yang kecil terdispersi sebagai fase dalam dan bekerja mencegah interaksi dengan molekul air bebas yang menginisiasi reaksi oksidasi. Diperoleh formula mikroemulsi optimum dengan komposisi glukosamin HCI 15%, isopropil miristat 4,2%, Tween 80 22,70%, isopropil alkohol 5, 70%, natrium metabisulfit dan aquadeion 52,30%. Mikroemulsi selanjutnya dikembangkan menjadi sediaan krim dengan penambahan polietilenglikol 1000, setostearil alkohol, paraffin cair dan cera alba. Terhadap sediaan akhir dilakukan uji stabilitas pada suhu 25 0 C dan 400 C selama 28 hari. Hasil pengukuran kadar sisa sediaan krim menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) stabil pada 102,69% ± 0,58 pada suhu 25 0 C dan 102,48% 2k 0, 77 pada suhu 40 0 C (P > 0,05). Namun pH sediaan cenderung turun dan vmskositas naik selama penyimpanan. Selanjutnya dilakukan uji difusi in vitro menggunakan sel difusi Franz dengan membran kulit ular (Phyton reticularis) sebagai model permeasi. Berdasarkan uji difusi diketahui _jumlah glukosamin terdifusi dari sediaan krim mikroemulsi adalah yang paling besar (857,54 ± (),06 ug/cm ) dibandingkan terhadap glukosamin dalam krim A yang beredar di pasaran (722 99 ± 0,80 gg/cm ) dan krim simulasi glukosamin HCI 10% tipe M/A (152,95 ± 0,25 ug/cm ). Uji iritasi in vivo menggunakan kelinci albjno jantan galur New zealand terlihat bahwa aplikasi krim mikroemulsi selama 4 jam tidak menimbulkan eritema dan udem (Indeks iritasi primer — 0).