digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Anna Choirunnisa
PUBLIC yana mulyana

Penyakit infeksi merupakan penyebab utama kematian di dunia setelah penyakit kardiovaskular. Infeksi terbanyak adalah infeksi saluran nafas akut Yang sebagian berasal dari komunitas dan sebagian lagi dari rumah sakit sehingga paparan terhadap antibiotik semakin meningkat dan semakin banyak bakteri patogen yang resisten terhadap antibiotik. Seringkali masyarakat Indonesia menggunakan antibiotik bersamaan dengan penggunaan Obat herbal. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas tanaman herbal dan pengaruhnya terhadap antibiotik. Penelitian ini bertujuan mengÄahui pola kuman di suatu rumah sakit di Bandung, mengetahui bakteri yang banyak mengalami resisten terhadap antibiotik dan mengkaji interaksi yang terjadi antara antibiotik dan tanaman uji terhadap bakteri penyebab infeksi tertinggi secara in vitro. Penelitian awal merupakan penelitian cross sectional Yang dilakukan secara retrospektif. Kriteria sampel yang digunakan adalah pasien rawat inap yang disertai dengan pemeriksaan resistensi bakteri tahun 2014. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang temukunci, rimpang temulawak, rimpang jahe dan daun rosemary dilakukan dengan metode mikrodilusi untuk menentukan nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bunuh minimum (KBM). Ekstrak Yang menunjukkan aktivitas antibakteri dikombinasikan dengan ampisilin dan tetrasiklin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa polÄ kurnan di suatu rumah sakit di Bandung adalah Staphylococcus epidermidis (19,61%), Streptococcus sp. (15,69 %), Acinetobacter baumannii (15,69 Mo) dan Klebsiella pneumoniae (11,76 %). Bakteri Staphylococcus epidermdis dan Klebsiella pneumoniae paling banyak mengalami resistensi terhadap ampisilin. Ekstrak etanol rimpang temukunci menunjukkan aktivitas tertinggi terhadap Klebsiella pneumoniae yaitu dengan KHM 32 gg/mL. Ekstrak etanol rimpang temukunci dan daun rosemary menunjukkan aktivitas tertinggi terhadap Staphylococcus aureus yaitu dengan KHM masing-masing 128 gg/mL. Interaksi yang sinergis terhadap Klebsiella pneumoniae ditunjukkan oleh kombinasi ekstrak rimpang temu kunci, rimpang temulawak dan daun rosemary masing-masing dengan ampisilin atau tetrasiklin dan terhadap Staphylococcus aureus ditunjukkan oleh kombinasi rimpang temukunci dan daun rosemary masing-masing dengan tetrasikin dan kombinasi rimpang temukunci dengan ampisiiin. Interaksi yang aditif terhadap Saphvlococcus aureus ditunjukkan oleh kombinasi rimpang temulawak dengan tetrasiklin dan kombinasi rimpang temulawak dan daun rosemary masing-masing engan ampisilin.