digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ani Anggriani
PUBLIC yana mulyana

Latar Belakang dan Tujuan : Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik. Resistensi antibiotik dan infeksi nosokomial lebih banyak terjadi di ruang Intensive care unit (ICU), faktor peningkatan resistensi antibiotik di ruang ICU meliputi penggunaan obat antibiotik dengan spektrum yang luas, kemudahan terjadinya crosstransmission dan gangguan pertahanan tubuh pasien yang dirawat di ruang ICU. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menilai penggunaan antibiotik pada pasien yang dirawat di ICU di salah satu RS Swasta di Bandung. Metode Penelitian : menggunakan mctodc observasional dengan pengumpulan data secara retrospektif dan konkuren, dan penyajian data secara deskriptif. Hasil : Berdasarkan analisis kuantitatif penggunaan antibiotik berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan, berdasarkan usia paling banyak usia 65 tahun-keatas, berdasarkan diagnosa terbanyak adalah gastroenteritis akut dan stroke infark, antibiotik paling banyak digunakan di ruang ICU seftriakson, Berdasarkan analisis kualitatif dari kajian rasionalitas diketahui kesesuaian pcnggunaan antibiotik berdasarkan indikasi penyakit 100%, berdasarkan dosis pemberian 100%, berdasarkan interval waktu pemberian antibiotik 92,31%, berdasarkan lama waktu pembcrian antibiotik 92,31% karena ada pasien dengan kondisi pulang paksa sehingga terapi tidak tuntas, tcrjadi efek kombinasi sinergis pada antibiotik seftrikason dengan meropenem, seftazidim dengan levofloxacin, dan metronidazol dengan levofloxacin masing-masing 7,69%. Interaksi mayor terjadi pada obat dexamethason dengan levofloxacin (7,69%) dan moderate pada obat seftriakson dengan furosemidc (7,69%). Kesimpulan : Penggunaan antibiotik di ruang Intensive Care Unit (ICU) di salah satu Rumah Sakit swas?a di Bandung paling banyak digunakan antibiotik seftriakson. Dari kajian rasionalitas dikctahui kcscsuaian penggunaan antibiotik berdasarkan indikasi penyakit 100%, berdasarkan dosis pemberian 100%, berdasarkan interval waktu pemberian 92,31%, berdasarkan lama waktu pemberian 92,31%, terjadi efek komhinasi sinergis masing-masing 7,69% pada antibiotik seftrikason dengan meropenem, seftazidim dengan levofloxacin, dan metronidazol dengan levofloxacin, terjadi interaksi mayor terjadi 7,69% pada obat dexamethason dengan levofloxacin dan interaksi moderate 7,69% pada obat seftriakson dengan furoscm?