digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penggunaan Learning Management System (LMS) di lingkungan perguruan tinggi mengalami pertumbuhan yang pesat. Dalam pengembangan LMS untuk perguruan tinggi di Indonesia, tantangan utama adalah menciptakan desain antarmuka yang mendukung performa dan kepuasan mahasiswa sambil mempertimbangkan kebutuhan belajar yang beragam serta nilai-nilai budaya Indonesia untuk menciptakan platform pembelajaran yang efektif, efisien, dan sesuai dengan budaya lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model kepuasan pengguna LMS yang mempertimbangkan dimensi kognitif dan afektif, serta faktor budaya. Dimensi kognitif-afektif yang diukur dalam model ini meliputi efisiensi, efektivitas, classical aesthetic, expressive aesthetic, dan playfulness. Sedangkan dimensi budaya yang diukur adalah power distance dan collectivism. Metode survei digunakan dengan melibatkan 348 orang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia sebagai responden. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang dirancang untuk mengukur persepsi mahasiswa terhadap dimensi yang telah disebutkan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif dan SEM untuk mengidentifikasi hubungan antara dimensi yang diukur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan pengguna LMS perguruan tinggi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor kognitif dan afektif. Dimensi efisiensi dan efektivitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pengguna, menunjukkan bahwa kemudahan penggunaan dan keberhasilan mencapai tujuan pembelajaran sangat penting. Selain itu, elemen estetika klasik juga berperan dalam membentuk kepuasan pengguna, menunjukkan bahwa antarmuka LMS yang menarik secara visual dapat meningkatkan kepuasan pengguna. Meskipun demikian, playfulness terbukti tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna LMS dengan nilai p-value 0.172 dan nilai korelasi sebesar 0.584. Selanjutnya, penelitian ini menunjukkan bahwa faktor budaya yaitu power distance juga berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna LMS dengan nilai p-value yaitu 0.001 dengan nilai korelasi sebesar 0.617. Mahasiswa cenderung merasa lebih puas dengan LMS yang terstruktur dan memiliki fungsi yang akrab, simetris, dan jelas yang mencerminkan nilai-nilai power distance dalam budaya Indonesia. Sedangkan collectivism terbukti tidak memberikan pengaruh signifikan pada kepuasan pengguna LMS dengan nilai p-value 0.090 dan nilai korelasi sebesar 0.394.