digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Bunga Triandolla
PUBLIC Open In Flip Book Rita Nurainni, S.I.Pus

Pertambangan tembaga-emas Batu Hijau PT Amman Mineral Nusa Tenggara Tbk di Pulau Sumbawa, memanfaatkan perairan dalam penempatan limbah sisa produksi dalam bentuk slurry tailings menggunakan metode deep-sea tailings disposal (DSTP) pada Ngarai Senunu, disposal dilakukan pada kedalaman 125 m dibawah permukaan laut. Slurry Tailings yang dibuang ke laut mengandung kosentrasi tinggi dari berbagai deposit logam berat dan terakumulasi yang berdampak pada lingkungan laut. Tujuan penelitian ini untuk melakukan analisis kualitas sedimen dasar laut (SQGs) berdasarkan kandungan logam berat (Cu, Cr, Pb, Hg, dn Zn) menggunakan standar baku sedimen dari Australia dan Canadian, serta menilai tingkat cemaran logam berat dalam sedimen dengan pendekatan analisis indeks (Indeks Beban Pencemaran, Faktor Kontaminasi dan Indeks Potensial Risiko Ekologi). Sampel sedimen diambil dari 15 stasiun pemantauan di dasar perairan Selatan Sumbawa, 9 stasiun diantaranya juga diambil data suhu dan klorofil-a dari tahun 2017 – 2021. Berdasarkan hasil penelitian, kualitas sedimen dasar laut perairan ini berada di bawah standar baku sedimen ANZECC dan CCME, kecuali logam Cu (termbaga) pada stasiun S01, S03, dan S28. Evaluasi sedimen berdasarkan hasil faktor kontaminasi logam berat pada 3 stasiun, logam tembaga (Cu) berperan paling besar mengontaminasi sedimen (Cf > 6) termasuk kategori kontaminasi sangat tinggi. Dari Indeks Beban Polutan (PLI) status perairan masuk dalam kategori tercemar oleh kombinasi logam berat (PLI > 1) pada area disposal tailing tidak tercemar (PLI < 1) pada area lainnya. Berdasarkan toksisitas, secara umum hasil indeks potensial risiko ekologis (PERI) yaitu kualitas sedimen dasar laut masih dikatakan aman sampai tahun 2021, berada pada tingkat potensial risiko toksisitas ekologi yang rendah (PERI < 150). Namun, tetap menjadi perhatian karena memiliki potensi risiko toksisitas tinggi oleh logam Cu (80 < Er < 320) yang memungkinkan beberapa biota tidak dapat menoleransi toksisitas tersebut. Sedangkan, pada area disposal tailing (150 < PERI < 300 dan 300 < PERI < 600) risiko ekologi sedang hingga cukup tinggi. Dinamika perairan upwelling terindikasi pada Bulan Juli – September. Selama 5 tahun, periode upwelling tampak tidak mempengaruhi distribusi kadar Cu dalam sedimen. Hasil analisis menunjukkan konsentrasi Cu di sedimen yang sangat tinggi memiliki korelasi rendah (0,02 – 0,35) dengan Cu terlarut di kolom air dasar dan tetap stabil pada kedalaman 120 meter dengan kisaran 0 – 0,001 mg/l dan rentang kadar Cu tersebut juga masih berada di bawah baku mutu air laut untuk biota laut yang tertuang pada Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021.