Pertambangan tembaga-emas Batu Hijau PT Amman Mineral Nusa Tenggara Tbk di Pulau
Sumbawa, memanfaatkan perairan dalam penempatan limbah sisa produksi dalam bentuk slurry tailings
menggunakan metode deep-sea tailings disposal (DSTP) pada Ngarai Senunu, disposal dilakukan pada
kedalaman 125 m dibawah permukaan laut. Slurry Tailings yang dibuang ke laut mengandung kosentrasi
tinggi dari berbagai deposit logam berat dan terakumulasi yang berdampak pada lingkungan laut. Tujuan
penelitian ini untuk melakukan analisis kualitas sedimen dasar laut (SQGs) berdasarkan kandungan
logam berat (Cu, Cr, Pb, Hg, dn Zn) menggunakan standar baku sedimen dari Australia dan Canadian,
serta menilai tingkat cemaran logam berat dalam sedimen dengan pendekatan analisis indeks (Indeks
Beban Pencemaran, Faktor Kontaminasi dan Indeks Potensial Risiko Ekologi). Sampel sedimen diambil
dari 15 stasiun pemantauan di dasar perairan Selatan Sumbawa, 9 stasiun diantaranya juga diambil data
suhu dan klorofil-a dari tahun 2017 – 2021. Berdasarkan hasil penelitian, kualitas sedimen dasar laut
perairan ini berada di bawah standar baku sedimen ANZECC dan CCME, kecuali logam Cu (termbaga)
pada stasiun S01, S03, dan S28. Evaluasi sedimen berdasarkan hasil faktor kontaminasi logam berat pada
3 stasiun, logam tembaga (Cu) berperan paling besar mengontaminasi sedimen (Cf > 6) termasuk
kategori kontaminasi sangat tinggi. Dari Indeks Beban Polutan (PLI) status perairan masuk dalam
kategori tercemar oleh kombinasi logam berat (PLI > 1) pada area disposal tailing tidak tercemar (PLI
< 1) pada area lainnya. Berdasarkan toksisitas, secara umum hasil indeks potensial risiko ekologis (PERI)
yaitu kualitas sedimen dasar laut masih dikatakan aman sampai tahun 2021, berada pada tingkat potensial
risiko toksisitas ekologi yang rendah (PERI < 150). Namun, tetap menjadi perhatian karena memiliki
potensi risiko toksisitas tinggi oleh logam Cu (80 < Er < 320) yang memungkinkan beberapa biota tidak
dapat menoleransi toksisitas tersebut. Sedangkan, pada area disposal tailing (150 < PERI < 300 dan 300
< PERI < 600) risiko ekologi sedang hingga cukup tinggi. Dinamika perairan upwelling terindikasi pada
Bulan Juli – September. Selama 5 tahun, periode upwelling tampak tidak mempengaruhi distribusi kadar
Cu dalam sedimen. Hasil analisis menunjukkan konsentrasi Cu di sedimen yang sangat tinggi memiliki
korelasi rendah (0,02 – 0,35) dengan Cu terlarut di kolom air dasar dan tetap stabil pada kedalaman 120
meter dengan kisaran 0 – 0,001 mg/l dan rentang kadar Cu tersebut juga masih berada di bawah baku
mutu air laut untuk biota laut yang tertuang pada Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021.