Abstrak Dian Hadiansyah 22010006.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Cover Dian Hadiansyah 22010006.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 1 Dian Hadiansyah 22010006.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 2 Dian Hadiansyah 22010006.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 3 Dian Hadiansyah 22010006.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 4 Dian Hadiansyah 22010006.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 5 Dian Hadiansyah 22010006.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Daftar Pustaka Dian Hadiansyah 22010006.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi
Investigasi gelogi teknik dilakukan pada terowongan pembangkit listrik yang
merupakan bagian dari pembangunan Bendungan Jatigede di Kabupaten
Sumedang, Jawa Barat. Konstruksi terowongan menembus dua satuan batuan, yaitu
Anggota Bawah dari Formasi Halang dan Hasil Gunungapi Tua Tak Teruraikan
dengan struktur geologi utama berupa antiklin. Penelitian ini bertujuan untuk
menerapkan klasifikasi massa batuan oleh Central Research Institute of Electric
Power Industry (CRIEPI) yang berasal dari negara Jepang dan untuk menganalisis
hubungan antara klasifikasi massa batuan dengan rencana penyanggaan
terowongan. Tahapan penelitian terdiri dari tahap investigasi dan konstruksi.
Kegiatan pada tahap investigasi terdiri dari pengumpulan data bor dengan total
kedalaman 150 m dan pengujian laboratorium 10 conto batuan inti. Berdasarkan
hasil pengeboran diperoleh nilai RQD untuk breksi volkanik berkisar antara 60 –
82,5 % dan batulempung berkisar antara 62,5 – 85 %. Hasil uji laboratorium
menunjukkan nilai UCS dari breksi volkanik berkisar antara 69,1 kgf/cm2 – 127,2
kgf/cm2 dan batulempung berkisar antara 36,9 kgf/cm2 – 108,9 kgf/cm2. Kegiatan
pada tahap konstruksi adalah pengambilan data muka terowongan (wall face)
sebanyak 57 data.
Hasil klasifikasi massa batuan pada tahap investigasi membagi terowongan menjadi
tiga kelas massa batuan, yaitu CM (0 – 21,5 m), CH (21,5 – 54 m), dan CL (54 –
102 m), sedangkan hasil klasifikasi massa batuan pada tahap konstruksi
menunjukkan rentang kelas yang sama dengan sebaran data yang berbeda. Hasil
klasifikasi massa batuan antara tahap investigasi dan konstruksi dibandingkan
untuk melihat seberapa baik akurasi prakiraan klasifikasi massa batuan pada tahap
investigasi. Berdasarkan perbandingan tersebut didapatkan hasil akurasi untuk
kelas CM (20,11 %), CH (47,05 %), dan CL (59,26 %).
Berdasarkan hasil klasifikasi massa batuan pada tahap investigasi dibuat usulan
penyangga pada terowongan pembangkit listrik Jatigede. Sistem penyangga yang
diusulkan adalah beton tembak (shotcrete) dan baut batuan (rockbolt). Usulan
tersebut diuji dengan memakai metode analisis elemen hingga (finite element) pada
tiap-tiap kelas massa batuan dengan dua skenario, kondisi terowongan sebelum dan
setelah menggunakan penyangga. Kestabilan terowongan diuji berdasarkan
parameter tegangan utama, faktor keamanan, dan perpindahan horizontal dan
vertikal. Hasil yang didapatkan untuk kelas CH dan CM adalah terowongan cukup
stabil setelah memakai penyangga, sedangkan kelas CL berada dalam kondisi
kurang stabil setelah memakai penyangga.