ABSTRAK Yacinta Mutiara H S
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Yacinta Mutiara H S
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Yacinta Mutiara H S
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Yacinta Mutiara H S
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Yacinta Mutiara H S
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Yacinta Mutiara H S
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Yacinta Mutiara H S
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Yacinta Mutiara H S
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki keistimewaan tata ruang yang sarat akan filosofi. Secara
khusus, salah satu konsep filosofi, yaitu “sangkan paraning dumadi” dimanifestasikan ke dalam
sebuah Sumbu Filosofi Yogyakarta yang ditandai dengan bangunan arsitektural dari Panggung
Krapyak menuju Kraton hingga Tugu Yogyakarta. Konsep Sumbu Filosofi baru-baru ini
ditetapkan sebagai warisan dunia sehingga meningkatkan daya tarik wisata DIY pada skala
internasional. Panggung Krapyak sebagai komponen penyusun Sumbu Filosofi Yogyakarta belum
mampu secara signifikan menggambarkan citra yang dimilikinya sehingga diperlukan
peningkatan kualitas dengan menata ulang area sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah
merumuskan prinsip perancangan ulang Simpang Empat Monumen Panggung Krapyak. Data
yang digunakan pada penelitian ini dikumpulkan dengan metode pengumpulan data sekunder
melalui kajian kebijakan dan preseden serta metode pengumpulan data primer melalui observasi
secara langsung dan hasil ulasan Google Maps. Data-data tersebut diolah menggunakan metode
analisis deskriptif kualitatif. Hasilnya, terdapat 12 prinsip perancangan ulang Simpang Empat
Monumen Panggung Krapyak, yaitu (1)Membuat ruang persimpangan jalan yang mampu
mengakomodasi karakter arsitektur bangunan langgam khas Yogyakarta dan kebudayaaan
Yogyakarta, (2)Membuat sistem persimpangan jalan yang memberikan informasi batas zona cagar
budaya yang jelas, menggunakan teknologi berkelanjutan, dan berorientasi pada masa depan,
(3)Membuat ruang persimpangan jalan yang dapat mengakomodasi kegiatan wisata kuliner,
pendidikan, perkantoran, permukiman, dan pengunjung, (4)Menyediakan ruang terbuka di
persimpangan sebagai tempat transit, beraktivitas, dan menikmati keindahan Monumen Panggung
Krapyak, (5)Menyediakan ruang transit untuk kendaraan pengunjung Monumen Panggung
Krapyak, (6)Membuat ruang persimpangan jalan yang mampu mengakomodasi karakter
arsitektur bangunan khas Yogyakarta dan mengangkat nilai filosofis yang terkandung dalam
Sumbu Filosofis khususnya Panggung Krapyak, (7)Membuat ruang persimpangan jalan dengan
proporsi yang disesuaikan dengan tata massa bangunan di sekitarnya, (8)Menyediakan ruang
terbuka di persimpangan sebagai tempat transit, beraktivitas, dan menikmati keindahan Monumen
Panggung Krapyak, (9)Membuat ruang persimpangan jalan yang dapat mengakomodasi
pertemuan berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung dan ragam aktivitas di
aanya, (10)Membuat sistem sirkulasi persimpangan dapat diakses oleh pejalan kaki, kendaraan
roda dua, dan kendaraan roda empat sekaligus dengan memperluas lebar jalan serta
mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan pengguna serta menyediakan ruang transit untuk
kendaraan, (11)Membuat sistem persimpangan jalan dengan penanda yang informatif di tempat
yang strategis dengan langgam khas Yogyakarta, menggunakan energi berkelanjutan, dan
berorientasi pada masa depan, (12)Membuat sistem persimpangan jalan yang berkelanjutan dan
berorientasi pada masa depan sesuai dengan dokumen CMP Panggung Krapyak.