Kolaborasi merupakan sebuah proses di mana beberapa orang dengan perbedaan kepentingan berbagi pengetahuan dalam pembuatan keputusan untuk meningkatkan kinerja bersama. Dalam proses pencapaian kolaborasi terjadi konflik strategi yang diakibatkan oleh keterlibatan pilihan-pilihan yang diajukan oleh dua atau lebih pihak terlibat yang memiliki tujuan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses kolaborasi antar anggota rantai pasok, dengan studi kasus kolaborasi yang terjadi antara Coca-Cola dan Carrefour. Graph Model for Conflict Resolution (GMCR) dan teori drama (drama theory) digunakan sebagai metodologi dalam pemodelan, analisis, dan pemahaman konflik strategi. GMCR adalah pendekatan yang berdasarkan pada preferensi ordinal yang digunakan untuk memahami interaksi strategi dan kesetimbangan yang tercapai berdasarkan berbagai keadaan. Tetapi GMCR tidak menjelaskan secara eksplisit mengenai perubahan struktur dari konflik sebelum mencapai keadaan yang setimbang. Teori drama mencoba menangkap gambaran mengenai perubahan struktural dari konflik dalam dinamika proses konflik. Perbedaan kemungkinan dari strategi perpindahan posisi pada GMCR dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam analisis perubahan kerangka teori drama dalam rangka pencapaian kolaborasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara Coca-Cola dan Carrefour terjadi kolaborasi dalam bidang komersial dan bidang rantai pasok. Kolaborasi dalam bidang komersial dapat digambarkan dalam tiga fase yaitu fase inisiasi, fase kompetisi, dan diakhiri dengan fase kolaborasi di mana Coca-Cola dan Carrefour sepakat akan menjalankan program promosi bersama, dan juga sepakat untuk menaikkan trading term dalam jumlah yang disepakati bersama. Sedangkan kolaborasi dalam bidang rantai pasok digambarkan dalam dua fase, yaitu fase kerja sama yang diakhiri dengan fase kolaborasi di mana Coca-Cola sepakat untuk meningkatkan tingkat pelayanannya kepada Carrefour, dan Carrefour sepakat untuk berbagi informasi dengan Coca-Cola..