digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu industri yang tumbuh dan berkembang di Indonesia adalah industri kuliner. Berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2010, jumlah usaha industri kuliner di Indonesia lebih dari 2,9 juta. Jumlah ini meningkat di tahun 2013 menjadi 3,02 juta, dan pada tahun 2014 telah mencapai 3,2 juta. Industri ini memiliki peluang yang besar karena 25% dari rata-rata pengeluaran Indonesia digunakan untuk membeli makanan siap saji. Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki pertumbuhan pesat dalam industri kuliner karena didukung oleh laporan dari bandun.go.id, jumlah restoran di Bandung meningkat hampir 20% setiap tahun. Strew It adalah start-up perusahaan kuliner yang didirikan di Bandung pada tahun 2015. Fokus dalam memproduksi donat, Strew It menangkap peluang bahwa banyak perusahaan donat yang hanya mempunyai toping rasa manis. Strew It menangkap peluang untuk memodifikasi topping untuk bervariasi dengan menyediakan topping tabur dan menyediakan rasa asin. Untuk meminimalkan pengeluaran untuk biaya sewa tempat, Srew It memilih untuk melakukan kerja sama konsinyasi beberapa tempat untuk menjual produk. Bekerja sama dengan 1 café dan 2 kedai kopi, Strew It mendapat pemasukan positif setiap bulan. Tapi, pertumbuhan penjualan yang tegolong lambat. Dengan menganalisis lingkungan internal dan eksternal, akar penyebab masalah ini diidentifikasi sebagai berikut. Banyak produk makanan pengganti yang tersedia di konsinyasi tersebut dan menciptakan kompetisi yang sangat tinggi. Selain itu, Strew It juga belum memiliki jadwal dan kegiatan pemasaran yang tepat. Strew It perlu mengembangkan strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan penjualan. Penelitian ini berfokus pada menentukan strategi pemasaran berdasarkan karakter dari konsumen. Produk donat dari Strew It dianggap sebagai produk pelengkap untuk kopi. 400 persepsi responden telah dikumpulkan untuk mengetahui keputusan mereka tentang pembelian makanan pada saat mengunjungi kedai kopi. Hasil kuesioner tersebut kemudian diolah dengan SPSS menggunakan Analisis Faktor dan Analisis Cluster untuk mendapatkan formula untuk membuat kegiatan pemasaran yang baru. Berdasarkan hasil responden, faktor yang paling berpengaruh dalam membeli makanan pada saat di kedai kopi adalah faktor 2 (produk), faktor 1 (strategi memberi harga), faktor 4 (bukti fisik), dan faktor 7 (Rasa). Dengan hasil ini, penelitian telah menyusun empat rekomendasi. Pertama dari produk, responden berpendapat bahwa produk Strew It sudah memuaskan. Namun, tim perlu untuk meningkatkan kesadaran produk kepada para pelanggan. Strew It fokus pada mempromosikan produk dengan cara membagikan donat kepada pelanggan Coffindo dan SWG Coffee dan meningkatan kualitas dan pelayanan menggunakan formulir kepuasan yang didistribusikan ke semua pelanggan. Yang kedua, strategi harga yang akan difokuskan pada diskon, voucher, dan promosi paket dengan harga yang spesial untuk menarik lebih dari target pasar. Yang ketiga, fokus pada bukti fisik untuk membuat etalase dan tag meja yang memuat konten semua kegiatan pemasaran dari Strew It. Dan terakhir adalah fokus pada pengembangan rasa . Bagaimana meningkatkan varian rasa dengan melakukan pengembangan produk baru berdasarkan preferensi pelanggan.