digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu kegiatan bisnis berukuran mikro sampai menengah yang dimiliki oleh perorangan atau merupakan sebuah badan usaha yang mandiri. Terlepas dari ukurannya yang relatif kecil, UMKM memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Narasi Statistik UMKM, 2012). Ukuran dan struktur UMKM yang ringkas membuatnya tahan terhadap naik turunnya kondisi perkenomian sehingga kondisi ekonominya dikategorikan relatif stabil. UMKM dalam industri fesyen adalah salah satu bisnis usaha yang menjanjikan. Usaha pembuatan pakaian Grooveline adalah salah satunya contohnya. Grooveline merupakan sebuah perusahaan yang menawarkan jasa pembuatan pakaian yang bisa disesuaikan dengan permintaan pelanggan dalam hal desain, warna, gambar sablon, jenis bahan, dan ukuran. Perusahaan Grooveline harus dapat memenuhi permintaan-permintaan dari pelanggan namun terhadang dengan beberapa kendala yaitu ketidakmampuan perusahaan untuk menentukan bahan baku apa dan seberapa banyak bahan baku yang diperlukan untuk memenuhi suatu permintaan, juga ketidakmampuan perusahaan untuk membuat sebuah perencanaan produksi agar dapat memenuhi tenggat waktu permintaan. Masalah tersebut penting untuk diselesaikan karena dapat memengaruhi persepsi pelanggan mengenai profesionalitas perusahaan, terlebih karena perusahaan baru didirikan kurang dari setahun yang lalu. Sebuah perhitungan mengenai Perancangan Kebutuhan Material (PKM) penting dibuat agar perusahaan dapat merancang sebuah rencana pembelian bahan baku yang efektif. Perhitungan PKM pada penelitian ini hanya akan membahas produk T-shirt dari keempat produk yang diproduksi oleh perusahaan. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk membuat perhitungan PKM, diantaranya adalah tersedianya struktur produk, Master Production Schedule, Bills of Material, jangka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pembelian dan produksi, struktur produk berdasarkan waktu, perhitungan kasar kebutuhan bahan baku, penghitungan lot dan perhitungan bersih kebutuhan bahan baku. Perhitungan akhir mengenai kebutuhan bahan baku akan dijumlahkan lalu dibandingkan dengan data aktual pengadaan bahan baku yang perusahaan telah lakukan untuk memenuhi permintaan. Tindakan ini dilakukan untuk menunjukkan seberapa banyak efisiensi yang perusahaan dapat capai jika menerapkan Perancangan Kebutuhan Material sejak awal dan akan membandingkan besarnya biaya yang dapat dihemat dengan masing-masing nilai dalam rupiah dan dalam persentase. Pada perhitungan yang telah dilakukan didapatkan data bahwa angka terkecil yang perusahaan dapat hemat adalah sebesar Rp 418.00,- atau sebesar 7.39% sementara angka terbesar yang dapat dihemat adalah sebesar Rp 953.000,- atau sebesar 12.82%. Jumlah hasil akhir menunjukkan perusahaan dapat melakukan penghematan sebesar Rp 4.459.000,- atau sebesar 11%.