Tailing bauksit merupakan produk samping yang berasal dari hasil benefisiasi
bijih bauksit. Proses benefisiasi dilakukan dengan cara memisahkan partikelpartikel
yang ada seperti lumpur, akar-akar, butiran bijih bauksit <2 mm yang
dibuang atau menjadi waste product atau disebut sebagai tailing. Tingginya kadar
alumina dan silika dalam tailing bauksit menjadi salah satu alasan mengapa tailing
ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam pembuatan produk baru yaitu
zeolit sintetis. Zeolit sintetis dipilih karena zeolit merupakan produk impor,
harganya mahal dan memiliki sifat yang seragam serta >150 jenis zeolit sintetis
dapat dibuat secara komersial dan bahkan di industri zeolit dapat dimanfaatkan
secara luas sebagai adsorben, penukar ion, membran, katalis, dll. Hasil analisis
kimia tailing bauksit menunjukkan komposisi alumina (Al2O3) sebesar 49,41%,
silika (SiO2) sebesar 12,58%, hematit (Fe2O3) sebesar 10,06% dan beberapa
oksida anorganik lainnya dalam jumlah yang kecil.
Proses konversi tailing bauksit menjadi zeolit dilakukan dengan metode fusi
kaustik antara tailing bauksit dan NaOH pada rasio berat: 1:1,0; 1:1,5; 1:2,0 dan
1:2,5 (b/b) pada temperatur 5500C selama 90 menit. Produk hasil fusi kaustik
disebut frit yang kemudian dilindi dengan air. Pelindian dengan air bertujuan
untuk mendapatkan ekstrak Si dan Al terlarut dalam bentuk garam natrium silikat
dan garam natrium alumina dimana kandungan Si, Al dan Na terlarut dalam
ekstrak diukur dengan AAS. Ekstrak yang telah diketahui kandungan Si, Al dan
Na selanjutnya dibuat gel dan diatur komposisi rasio molar 1,2Na2O. 0,5SiO2.
0,5Al2O3. 10H2O dengan menambahkan larutan natrium silikat (Na2SiO3) sebagai
sumber prekursor Si yang sesuai dalam sintesis zeolit. Kristalisasi produk
dilakukan dengan menggunakan metode hidrotermal pada suhu rendah dengan
variabel temperatur 100, 110 dan 1200C serta waktu kristalisasi 2, 4, 6, 8, 10 dan
12 Jam. Zeolit-Na yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan XRD, SEM-EDS
dan BET.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fusi-kaustik dapat membentuk senyawa
antara NaAlO2 dan Na2SiO3 yang mudah larut dalam air dengan perolehan
terbesar kadar alumina dan silika yaitu 99,78% Al2O3 dan 27,03% SiO2 dengan
variabel perbandingan rasio massa terbaik tailing bauksit terhadap NaOH 1:1.5
(b/b) pada temperatur 5500C selama 90 menit. Kristalisasi terbaik diperoleh
dengan % kristalinitas zeolit-Na tertinggi yaitu 92,3% pada temperatur 1200C
selama 12 Jam. Kinetika transformasi ditandai adanya kristalit-kristalit baru
dimana kristalit-kritalit baru ini tumbuh disepanjang daerah kristal terdeformasi
yang dapat dilihat melalui pendekatan model kinetika dari persamaan Avrami dan
Arrhenius yang menunjukkan bahwa laju kristalisasi terkendali oleh diffusion
surface crystallization dengan tipe orde 0,7688; 0,8988 dan 0,9441 pertumbuhan
kristal pada rentang temperatur 100-1200C dan waktu 2-12 Jam dengan energi
aktivasi 55,6 KJ/mol.K. Jenis zeolit yang dihasilkan adalah zeolit Na-P1 unit sel
tipe GIS (Gismondinea) dengan rumus kimia Na6Al6Si10O32.12H2O, berbentuk
serbuk putih halus, ukuran kristal 1-2,5?m, tipe mesopori dengan morfologi
berbentuk kubik (cubic-shape) yang dapat digunakan sebagai media adsorben dan
ion exchange.