Gas metana batubara atau lebih dikenal dengan sebutan Coal Bed Methane (CBM) saat ini
merupakan salah satu alternatif energi yang diproyeksikan untuk mengurangi konsumsi
minyak dan gas secara nasional. Salah satu kelebihan dari energi ini adalah sifatnya yang
ramah lingkungan.
Studi ini dilakukan untuk mengetahui kandungan gas dalam batubara yang dihasilkan dari
dua jenis data yaitu, data permukaan (conto batubara) dengan data perhitungan kandungan
gas yang dihasilkan dari log sumur. Daerah penelitian (Lapangan "Alpha") termasuk ke
dalam Sub-Cekungan Palembang Selatan, Cekungan Sumatera Selatan.
Dari analisis elektrofasies, lingkungan pengendapan batubara di daerah penelitian secara
umum berada pada lingkungan delta. Untuk mendapatkan lapisan batubara di bawah
permukaan dilakukan dengan menggunakan parameter petrofisika berupa nilai densitas
(RHOB) kurang atau sama dengan 1,4 gr/cc. Selain nilai densitas, parameter yang digunakan
adalah sinar gamma dengan nilai antara 90-120 API. Jenis batubara dapat diketahui dengan
membuat grafik antara nilai densitas (RHOB), porositas neutron (NPHI), dan sonic (DT).
Kandungan gas dihitung dengan menggunakan Kim Formula yang dilakukan untuk data
permukaan dan data dari analisis log sumur.
Berdasarkan hasil grafik RHOB vs NPHI dan NPHI vs DT jenis batubara di daerah penelitian
terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: sub-bituminous dan bituminous. Nilai densitas matriks
batubara yang digunakan dalam perhitungan kandungan gas sebesar 1,26 - 1,29 gr/cc
(dihasilkan dari nilai rata-rata RHAMACA). Hasil dari perbandingan kandungan gas
menunjukkan bahwa nilai gas yang dihasilkan dari analisis petrofisika lebih besar dari hasil
Erry Hafriandy 22009019 ii
gas yang dihitung melalui data permukaan. Hasil perhitungan dari analisis petrofisika
menghasilkan nilai gas sebesar 140 - 160 SCF/Ton, sedangkan data analisis laboratorium
menghasilkan nilai gas sebesar 73 - 91 SCF/Ton.