Lapangan Banuwati adalah salah satu lapangan penghasil gas di Cekungan Sunda.
Lapangan ini masih berusia muda, akan tetapi produksi gas terus berusaha
ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pasokan gas ke generator PLN. Untuk
pengembangan lapangan yang optimal, diperlukan pemahaman mendetil mengenai
karakteristik reservoir batupasir Gita A dan Gita B yang merupakan reservoir utama
di Lapangan Banuwati. Hal ini didukung penambahan satu sumur baru di bagian
tengah daerah penelitian.
Karakteristik reservoir dilakukan pada Formasi Talang Akar dengan difokuskan
pada interval Gita A dan Gita B. Penelitian diawali dengan pengamatan terhadap inti
batuan di sumur A-01 sehingga diperoleh asosiasi litofasies. Kemudian asosiasi
litofasies itu dihubungkan dengan pola log sinar Gamma, sehingga diperoleh suatu
model log yang bisa digunakan untuk korelasi ke semua sumur. Selanjutnya adalah
pembuatan model asosiasi fasies 3D dengan menggunakan peta struktur kedalaman
dan ketebalan untuk interval batupasir Gita A dan Gita B. Dengan dasar model fasies
tersebut, dibuatlah model petrofisika untuk porositas dan permeabilitas. Model
porositas menggunakan data log hasil analisa ELAN yang nilainya sebanding
dengan data porositas hasil analisa inti batuan, kemudian didistribusikan
menggunakan metode geostatistik Sequential Gaussian Simulation. Model
permeabilitas diperoleh dari persamaan transformasi porositas. Dengan dasar
interpretasi asosiasi fasies, didapatkan hubungan antara porositas dan permeabilitas
pada data inti batuan.
Kesimpulan yang dapat ditarik antara lain, reservoir batupasir Gita A dan Gita B
diendapkan dalam lingkungan fluvio-deltaik. Integrasi data inti batuan dan pola log
sinar Gamma menunjukkan setiap interval reservoir memiliki dua asosiasi fasies
yaitu channel dan bar. Kualitas reservoir antara kedua asosiasi fasies tersebut
berbeda dilihat dari hubungan antara porositas dan permeabilitasnya. Asosiasi fasies
channel memiliki kualitas reservoir yang terbaik, ditunjukkan dengan rata-rata
porositas 22% dan permeabilitas 640 mD, sedangkan asosiasi fasies bar hanya
memiliki porositas rata-rata 16% dan permeabilitas 28 mD.