digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Rizal Arvandy Harahap
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Muhammad Rizal Arvandy Harahap
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Muhammad Rizal Arvandy Harahap
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Rizal Arvandy Harahap
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Rizal Arvandy Harahap
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Rizal Arvandy Harahap
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Rizal Arvandy Harahap
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Rizal Arvandy Harahap
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Seyogyanya, sistem transportasi perkotaan di DKI Jakarta, khususnya di sekitar berbagai jalan protokol di Jakarta Selatan sudah tidak mampu tertopang jika terus dibebankan oleh kendaraan bermotor pribadi. Sehingga, dengan diiringi bergesernya paradigma kebutuhan transportasi urban ke berbagai layanan angkutan umum, hal ini semestinya teratasi. Namun, didapat pula fakta bahwa pada Koridor 1 TransJakarta, cakupannya cukup beririsan dengan Koridor Utara-Selatan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, yang keduanya mencakup daerah dari Blok M hingga Bundaran HI juga hingga saat ini. Hal ini dikhawatirkan bisa memunculkan predasi, alih-alih diversi penggunaan kendaraan bagi masyarakat perkotaan. Oleh karena itu, perlu identifikasi terkait mengetahui bagaimana evaluasi kinerja TransJakarta pada Koridor 1 ini dan pengejawantahan alternatif intervensi apa yang dirasa bisa menyokong kinerja TransJakarta pada Koridor 1. Langkah yang ditempuh pada tugas akhir ini yakni menggunakan pemodelan terkait untuk simulasi kuantitas penggunaan transportasi umum terkait. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kinerja TransJakarta, khususnya dengan beban penumpang pada waktu puncak dan pendapatan yang didapat dengan berbagai kondisi skenario dengan waktu tinjauan selama 20 tahun ke depan dengan partisi waktu tinjau per 5 tahun. Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan data dengan melakukan kajian pustaka, terlebih data berupa kuantitas penumpang per jam untuk setiap pergerakan di dalam dan sekitar wilayah tinjau, yakni stasiun-stasiun dan halte-halte sekitar Koridor 1 TransJakarta dan Koridor Utara-Selatan MRT Jakarta pada waktu puncak. Kemudian, data tersebut diolah dengan interpolasi hingga 20 tahun ke depan sebelum dibebankan dengan pemodelan pada EMME 3. Setelah dibebankan, bisa didapatlah berbagai kinerja terkait yang sudah dijabarkan sebelumnya. Jika sudah didapatkan kinerja terkait dan tidak memenuhi kinerja seharusnya, dipilihlah berbagai alternatif yang bisa mengatasi permasalahan tersebut dengan waktu tinjauan pada kasus ekstrim yakni pada saat 20 tahun ke depan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa hingga 2.970 penumpang per jam bisa berada pada satu ruas pada TransJakarta, meskipun didapat proporsi penumpang antara MRT dan TJ kian konstan. Untuk mengatasi hal ini, dipilihlah hingga tujuh alternatif terkait dengan batasan berupa hanya TransJakarta saja yang bisa diintervensi, baik berupa waktu antara maupun tarif yang dibebankan untuk TransJakarta. Beberapa alternatif yang dicoba juga pada EMME 3 yakni mengurangi waktu antara hingga 3 menit hingga menambahnya hingga 7 menit dari kondisi aktual yang ditemui yakni 5 menit, selain itu, juga dilakukan simulasi jika harga tarif TransJakarta diubah, meskipun skemanya tetap flat, dari Rp 3.000,00 hingga Rp 7.000,00. Dengan menimbang berbagai indikator kinerja yang ditinjau, yakni dari kuantitas penumpang yang diangkut hingga kuantitas load factor-nya, hingga pendapatan yang didapat, terpilihlah alternatif berupa mengurangi waktu antara hingga menjadi 3 menit, dengan implikasi perlu pula penambahan armada bus TransJakarta pada Koridor 1 ini.