ABSTRAK Fauzia Ayu Lestari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER_Fauzia Ayu Lestari.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I_Fauzia Ayu Lestari.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II_Fauzia Ayu Lestari.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III_Fauzia Ayu Lestari.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV_Fauzia Ayu Lestari.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V_Fauzia Ayu Lestari.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Fauzia Ayu Lestari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN - Fauzia Ayu Lestari.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Pencemaran tanah akibat logam berat timbal (Pb) telah terjadi di berbagai lokasi dan menyebabkan berbagai kerusakan lingkungan. Toksisitas logam berat bergantung pada fraksinya di lingkungan. Pengelolaan tanah terkontaminasi logam berat di Indonesia mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 tahun 2021. Pengelolaan yang dimaksud dapat melalui teknik remediasi berkembang seperti soil washing. Biosurfaktan dari Bacillus licheniformis F16 pada konsentrasi 4,4 g/L telah dilaporkan mampu menjadi alternatif washing solution pada teknik soil washing karena kemampuannya dalam menurunkan 250 ppm timbal (Pb) sebesar 61%. Penelitian ini dilakukan untuk melihat persentase penghilangan berbagai konsentrasi Pb sesuai dengan batas cemaran yang ditetapkan, serta pengaruhnya terhadap kelimpahan mikroorganisme tanah yang meliputi aktinomiset, bakteri, dan fungi, juga terhadap persebaran fraksi logam. Dilakukan pula karakterisasi struktur biosurfaktan untuk mengetahui mode aksinya dalam menghilangkan Pb. Alur penelitian ini meliputi produksi biosurfaktan untuk karakterisasi struktur dan aplikasi soil washing, serta preparasi sampel tanah. Karakterisasi struktur dilakukan melalui analisis Fourrier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LC-MS). Tanah tercemar Pb dibuat dengan mencampurkan tanah bersama Pb(NO3)2 dengan konsentrasi 100, 500, dan 2000 mg/kg. Kadar logam pada tanah diukur melalui Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). Perubahan fraksi logam pada tanah dilakukan dengan metode ekstraksi bertahap. Hasilnya, tanah tercemar mengubah parameter fisika, kimia, dan mikrobiologis tanah. Penurunan kelimpahan mikroorganisme termati setelah tanah dibuat tercemar seiring kenaikan konsentrasi timbal yang digunakan. Setelah dilakukan soil washing dengan biosurfaktan, persentase penghilangan 100, 500, dan 2000 mg/kg Pb berturut-turut adalah 55,70 ± 5,87; 33,97 ± 3,86; dan 5,60 ± 0,93%. Penurunan logam secara signifikan (p<0,05) terjadi pada tanah dengan kandungan timbal 100 mg/kg. Selain itu, kelimpahan mikroorganisme tanah meningkat 1 hingga 2 log jumlah sel. Pengukuran fraksi logam Pb menunjukkan urutan dominansi bentuk logam sebelum diremediasi adalah oksida>residual>carbonate bound>exchangeable. Setelah dilakukan soil washing, terjadi penurunan kelimpahan dari fraksi logam. Hasil karakterisasi struktur melalui FTIR dan LC-MS menunjukkan biosurfaktan tergolong kelompok lipopeptide dengan jenis surfaktin. Dari penelitian ini, diketahui biosurfaktan dari Bacillus licheniformis F16 paling baik menghilangkan Pb pada tanah terkontaminasi kategori ringan.