digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Tasya Raishania Amarin Gata
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah proyek strategis nasional yang dibangun melalui kerja sama antara Indonesia dan China untuk mendorong modernisasi transportasi massal, konektivitas antar kota Jakarta dan Bandung, serta pembangunan kawasan. Proyek ini merupakan Proyek EPC yang lebih kompleks dari proyek konstruksi pada umumnya sehingga potensi terjadinya risiko besar. Di samping itu, Subseksi 3D menghadapi tantangan lebih karena mendapat pekerjaan tambahan berupa pembangunan Stasiun Padalarang dan pelebaran subgrade sehingga potensi terjadinya risiko semakin besar. Risiko yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan keterlambatan penyelesaian maupun pembengkakan biaya. Oleh karena itu, diperlukan manajemen risiko untuk menjaga paparan risiko dalam kisaran yang dapat diterima. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi risiko terhadap biaya dan waktu pada tahap pelaksanaan konstruksi yang dilihat dari sudut pandang pelaksana konstruksi Indonesia, menentukan level risiko yang, serta merencanakan respons risiko yang menjadi prioritas. Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan data dengan melakukan kajian pustaka dan wawancara untuk mengidentifikasi risiko. Kemudian, dilakukan penyebaran kuesioner untuk mengetahui nilai probabilitas dan dampak terjadinya risiko. Selanjutnya, nilai tersebut diolah menggunakan metode frequency index/severity index untuk menghitung besaran risiko dan menentukan level risiko. Risiko dengan level ekstrem merupakan risiko yang menjadi prioritas dan direncanakan responsnya dengan melakukan wawancara. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat 55 risiko yang teridentifikasi. Risiko terhadap biaya terbagi ke dalam 4 level risiko, yaitu 9 risiko ekstrem, 26 risiko tinggi, 19 risiko sedang, dan 1 risiko rendah sedangkan risiko terhadap waktu terdiri dari 7 risiko ekstrem, 28 risiko tinggi, 19 risiko sedang, dan 1 risiko rendah. Risiko ekstrem baik terhadap biaya maupun waktu adalah kenaikan harga material, kenaikan harga BBM, perubahan desain, miskoordinasi dan/atau ketidakjelasan pembagian lingkup pekerjaan dengan kontraktor lain, serta kesalahan desain. Risiko ekstrem terhadap biaya saja adalah klaim tidak diterima oleh pemilik proyek, kenaikan harga sewa peralatan, ketidaksesuaian volume pekerjaan di dalam BoQ dengan kondisi di lapangan, serta kurangnya pemahaman terkait kontrak sedangkan risiko ekstrem terhadap waktu saja adalah cuaca yang tidak mendukung serta kendala bahasa dan perbedaan budaya kerja. Seluruh risiko ekstrem dimitigasi kecuali risiko ketidaksesuaian volume pekerjaan di dalam BoQ dengan kondisi di lapangan. Risiko tersebut akan dieskalasi apabila disebabkan oleh kondisi lapangan yang tidak terduga. Selain itu, risiko kenaikan harga juga akan dieskalasi apabila terjadi kenaikan harga yang signifikan akibat kejadian tidak terduga. Tidak ada risiko dengan level ekstrem yang dapat diterima dan dihindari.