Dalam sistem kelistrikan, transformator (trafo) distribusi memiliki peran penting
dalam menyalurkan energi listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah sesuai
kebutuhan pelanggan. Ketepatan perencanaan kebutuhan trafo distribusi menjadi
krusial mengingat pola konsumsi energi yang dinamis dan fluktuatif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan model prediksi kebutuhan trafo distribusi
berbasis algoritma Long Short-Term Memory (LSTM) dengan dan tanpa integrasi
dekomposisi wavelet untuk meningkatkan akurasi prediksi.
Data historis dari riwayat pemakaian trafo distribusi periode 2013–2023 yang
diperoleh dari aplikasi SAP ERP dianalisis menggunakan pendekatan kuantitatif
dan uji stasioneritas. Model LSTM digunakan untuk memprediksi kebutuhan trafo
dengan berbagai kapasitas (50 kVA, 100 kVA, 160 kVA, dan 250 kVA). Integrasi
dekomposisi wavelet dilakukan untuk memisahkan komponen tren utama (lowfrequency) dan fluktuasi (high-frequency), guna mengurangi noise pada data.
Evaluasi model dilakukan menggunakan metrik Mean Absolute Error (MAE),
Relative Mean Absolute Error (RelMAE), dan Symmetric Mean Absolute
Percentage Error (SMAPE).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi dekomposisi wavelet pada LSTM
menghasilkan peningkatan akurasi signifikan, dengan MAE terbaik sebesar 3,00
pada kapasitas trafo 250 kVA. Model Stacked LSTM menunjukkan performa
unggul pada kapasitas trafo 50 kVA (MAE 1,51) dan 100 kVA (MAE 3,19),
sedangkan Simple LSTM memberikan hasil terbaik pada kapasitas trafo 160 kVA
(MAE 2,14). Evaluasi menggunakan RelMAE menunjukkan bahwa model prediksi
memiliki tingkat error yang lebih rendah dibandingkan standar deviasi data dengan
nilai 0,61 (250 kVA), 0,63 (100 kVA), 0,69 (160 kVA), dan 0,89 (50 kVA). Han ini
menegaskan bahwa model mampu menghasilkan prediksi yang baik dalam
menanggulangi shortage trafo di PLN UP3 Balikpapan.