digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Alergi merupakan reaksi hipersensitivitas yang diprakarsai oleh respon imun tubuh akibat terjadinya kontak dengan alergen. Gejala alergi ditandai dengan terjadinya kemerahan, gatal, dan bentol (urtikaria) pada kulit. Propolis diketahui memiliki aktivitas antialergi sehingga berpotensi dalam menggobati berbagai gejala alergi. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi aktivitas antialergi ekstrak propolis dalam mengurangi gejala alergi berupa bentol pada tikus dengan menggunakan metode anafilaksis kutan aktif. Ekstrak propolis dibuat dalam bentuk sediaan krim untuk memudahkan pengaplikasian secara topikal pada punggung tikus. Krim ekstrak propolis dibuat dengan berbagai konsentrasi yaitu 10%, 15%, dan 20%. Kemudian dilakukan evaluasi sediaan krim berupa uji organoleptik, pH, homogenitas, dan viskositas. Pengujian aktivitas antialergi dilakukan pada lima kelompok uji, yaitu kelompok kontrol negatif (tanpa perlakuan), kelompok kontrol positif (Promethazine HCl 2%), serta kelompok uji yang diberikan sediaan krim propolis 10%, 15%, dan 20%. Semua hewan uji disensitisasi menggunakan suspensi 0,1% ovalbumin dalam Al(OH)3 10% selama 3 minggu, kemudian dilakukan penantangan dan pengaplikasian sediaan pada punggung tikus yang telah dicukur. Selama 4 jam, dilakukan pengukuran luas bentol dengan menggunakan perangkat lunak ImageJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh kelompok uji krim ekstrak propolis dengan berbagai konsentrasi tidak memberikan perbedaan yang berbeda bermakna (P>0,05) terhadap kelompok kontrol tanpa perlakuan.