Alergi merupakan reaksi hipersensitivitas yang diprakarsai oleh respon imun tubuh akibat
terjadinya kontak dengan alergen. Gejala alergi ditandai dengan terjadinya kemerahan, gatal, dan
bentol (urtikaria) pada kulit. Propolis diketahui memiliki aktivitas antialergi sehingga berpotensi
dalam menggobati berbagai gejala alergi. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi aktivitas
antialergi ekstrak propolis dalam mengurangi gejala alergi berupa bentol pada tikus dengan
menggunakan metode anafilaksis kutan aktif. Ekstrak propolis dibuat dalam bentuk sediaan krim
untuk memudahkan pengaplikasian secara topikal pada punggung tikus. Krim ekstrak propolis
dibuat dengan berbagai konsentrasi yaitu 10%, 15%, dan 20%. Kemudian dilakukan evaluasi sediaan
krim berupa uji organoleptik, pH, homogenitas, dan viskositas. Pengujian aktivitas antialergi
dilakukan pada lima kelompok uji, yaitu kelompok kontrol negatif (tanpa perlakuan), kelompok
kontrol positif (Promethazine HCl 2%), serta kelompok uji yang diberikan sediaan krim propolis 10%,
15%, dan 20%. Semua hewan uji disensitisasi menggunakan suspensi 0,1% ovalbumin dalam
Al(OH)3 10% selama 3 minggu, kemudian dilakukan penantangan dan pengaplikasian sediaan pada
punggung tikus yang telah dicukur. Selama 4 jam, dilakukan pengukuran luas bentol dengan
menggunakan perangkat lunak ImageJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh kelompok uji
krim ekstrak propolis dengan berbagai konsentrasi tidak memberikan perbedaan yang berbeda
bermakna (P>0,05) terhadap kelompok kontrol tanpa perlakuan.