Phyllanthus niruri (P. niruri) umum digunakan dalam obat herbal karena memiliki banyak aktivitas
farmakologi diantaranya immunomodulator, antidiabetes, dan antihipertensi. Ditinjau dari
keamanannya, tanaman ini memiliki efek yang tidak diinginkan, seperti hipoglikemi dan hipotensi. Pada
tikus jantan, pemberian ekstrak tanaman ini menunjukkan adanya pengaruh terhadap
spermatogenesis, seperti akumulasi cairan pada testis, abnormalitas pada sperma, penyusutan dan
pengurangan diameter tubulus, serta peningkatan berat organ sehingga berpotensi menyebabkan
infertilitas pada pria. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh pemberian ekstrak P. niruri,
nanopartikel kitosan kosong, dan ekstrak P. niruri yang dienkapsulasikan dalam nanopartikel kitosan
terhadap spermatogenesis melalui gen Pmca4 dengan metode qPCR secara in vitro. Pembuatan
nanopartikel kitosan dibuat dengan metode gelasi ionik dengan penambahan STPP sebagai polianion.
Ukuran partikel yang didapatkan untuk nanopartikel kitosan kosong adalah sebesar 154,30 dengan
indeks polidispersitas 0,30. Sedangkan ukuran partikel untuk nanopartikel kitosan mengandung ekstrak
P. niruri adalah sebesar 167,56 nm dengan indeks polidispersitas 0,28. Potensial zeta nanopartikel
kitosan kosong dan nanopartikel kitosan mengandung P. niruri secara berturut-turut adalah sebesar
+34,01 mV dan +37,19 mV. Nanopartikel kitosan mengandung ekstrak P. niruri dibuat dalam sembilan
seri konsentrasi kemudian ditransfeksikan pada sel TM4, RNA sel diisolasi dan dilakukan transkripsi
balik untuk mendapatkan cDNA. Berdasarkan pengujian, ditemukan bahwa nanopartikel kitosan
mengandung ekstrak P. niruri dengan konsentrasi 250, 500, 1000, dan 2000 ppm dapat menginhibisi
ekspresi gen Pmca4 secara signifikan, namun tidak terjadi inhibisi signifikan setelah pemberian
nanopartikel kitosan kosong maupun ekstrak P. niruri pada seluruh konsentrasi. Adanya inhibisi gen
Pmca4 menyebabkan penurunan motilitas sperma dan infertilitas pada pria.