digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Iqbal
PUBLIC yana mulyana

Dengan banyaknya penggunaan pengobatan tradisional di seluruh dunia, sediaan farmasi pada obat herbal tradisional didasarkan pada produk bahan alam. Sehingga diperlukan adanya standardisasi obat herbal yang ditujukan untuk memberikan efikasi yang terukur secara farmakologis dan menjamin keamanan konsumen. Salah satu aspek standardisasi dari obat herbal yaitu penetapan kadar senyawa marker. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis penetapan kadar senyawa marker 6-gingerol yang terdapat dalam ekstrak jahe merah (Zingiber officinale Rosc. var. rubrum) dengan menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) yang memenuhi persyaratan validasi metode analisis. Metode analisis dikembangkan menggunakan metode KCKT fase balik dimana pemisahan senyawa 6-gingerol dalam larutan sampel ekstrak jahe merah didapatkan menggunakan kolom fase balik C18 (5 µm, 125x4 mm) dengan fase gerak berupa campuran pelarut asetonitril dan asam format 10 mM (40:60) dengan sistem elusi isokratik pada panjang gelombang deteksi 282 nm dan laju alir yang dijaga sebesar 1 mL/menit. Pengujian kesesuaian sistem menunjukkan metode analisis telah memenuhi persyaratan parameter uji kesesuaian sistem (UKS) berupa keberulangan penyuntikkan, faktor simetri, faktor retensi, jumlah lempeng teoritis, dan resolusi. Metode yang telah dikambangkan divalidasi berdasarkan guideline yang dikeluarkan oleh ICH dan AOAC untuk spesifisitas, linearitas, akurasi, presisi, dan ketegarannya. Pengujian linearitas menunjukkan hubungan linear yang baik (R2 = 0,9993 dan VXO = 1,601) pada rentang konsetrasi 25 hingga 125 µg/mL. Batas deteksi yang ditemukan yaitu sebesar 3,96 µg/mL dan batas kuantitasi sebesar 12 µg/mL. Pengujian akurasi menunjukkan peroleh kembali senyawa 6-gingerol dalam sampel pada rentang 92,9% hingga 98,6%. Pengujian presisi menunjukkan nilai simpangan baku relatif sebesar 0,986% (presisi intraday) dan 1,761% (presisi interday). Pengujian ketegaran juga telah dilakukan terhadap perubahan komposisi fase gerak dan laju alir yang digunakan.