Gangguan kecemasan merupakan penyakit mental yang ditandai dengan kekhawatiran yang
berlebihan dan keinginan untuk menghindari situasi yang menjadi fokus dari kekhawatiran.
Berdasarkan data Analisis Beban Penyakit Nasional dan Sub Nasional Indonesia Tahun 2017 yang
dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penyakit gangguan kecemasan
mengalami peningkatan berdasarkan Years Lived with Disability (YLD). Terjadi peningkatan yang
signifikan pada peringkat tahun 1990 dan 2017. Pada tahun 1990, gangguan kecemasan berada di
peringkat ke 10, sedangkan pada tahun 2017 gangguan kecemasan berada di peringkat 9 dengan
persentase perubahan sebesar 54,7%. Berkembangnya teknologi informasi dan meningkatnya
pengguna smartphone di Indonesia kemudian melahirkan sebuah inovasi di bidang kesehatan
seperti penggunaan aplikasi kartu monitoring obat untuk gangguan kecemasan. Penelitian ini
bertujuan untuk membuat prototipe aplikasi kartu monitoring obat berbasis mobile pada penyakit
gangguan kecemasan yang bernama Anxiola. Tahapan penelitian ini adalah perencanaan,
penentuan alur pengguna, pembuatan wireframe, pembuatan desain, prototyping, kemudian
pengujian prototipe atau usability testing, dan uji kepuasan pengguna. Pembuatan prototipe
dilakukan menggunakan Figma, sedangkan usability testing dan uji kepuasan pengguna
menggunakan website Maze dengan pengujian sebanyak dua kali. Parameter utama pada usability
testing adalah tingkat keberhasilan, kesalahan klik, dan durasi pengerjaan. Terjadi peningkatan
performa dari pengujian pertama ke pengujian kedua. Tingkat keberhasilan prototipe meningkat
dari 77,83% menjadi 92,54%, kesalahan klik yang menurun dari 46,48% menjadi 37,31%, dan durasi
pengerjaan yang menurun dari 40,4 detik menjadi 30,98 detik. Uji kepuasan pengguna dilakukan
dengan metode Single Ease Question (SEQ) dan System Usability Scale (SUS). Skor SEQ sebesar 6,41
yang berarti prototipe aplikasi mudah digunakan, sedangkan skor SUS sebesar 76 yang berarti baik.