ABSTRAK Muhammad Rayhan Rafsanjani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
cover - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB VI - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB VII - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB VIII - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IX - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Rayhan Rafsanjani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Kebutuhan akan minyak bumi dan gas sebagai sumber energi dan pemenuhan kebutuhan
industri masih terus meningkat seiring dengan perkembangan zaman saat ini. Hal tersebut
mendorong pemerintah Indonesia untuk merencanakan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
sumber daya minyak bumi dan gas sampai tahun 2050. Sebagai sistem distribusi minyak
bumi dan gas, sistem pipa bawah laut dirancang berdasarkan standar kelayakan dan
keamanan. Pada tugas akhir ini, penggelaran pipa bawah laut sepanjang 33.64 km
direncanakan di perairan Selat Madura dan melalui proses desain yang terdiri dari analisis
tebal dinding pipa berdasarkan DNVGL-ST-F101, analisis on-bottom stability berdasarkan
DNVGL-RP-F109, analisis instalasi berdasarkan kriteria industri dan kriteria tegangan pada
standar DNVGL-ST-F101, analisis bentang bebas berdasarkan DNVGL-RP-F105, dan
analisis risiko berdasarkan DNVGL-RP-F107. Selain itu, pengolahan data lingkungan
dilakukan untuk mendapatkan nilai kedalaman perairan, tinggi gelombang signifikan, periode
puncak gelombang, kecepatan arus pada kedalaman 90% di bawah permukaan laut, tinggi
pasang surut, dan storm surge. Agar data lingkungan yang digunakan lebih efektif dan
representatif, pipa bawah laut dibagi menjadi dua zonasi berdasarkan kemiripan data
lingkungannya. Pada analisis tebal dinding pipa, didapatkan tebal dinding pipa bawah laut
sebesar 14.3 mm. Pada analisis on-bottom stability, didapatkan tebal selimut beton sebesar 40
mm, dengan kedalaman trenching 0.131 m dan sudut trenching sebesar 45 untuk zona 1 dan
tanpa trenching untuk zona 2. Pada analisis instalasi, telah didapatkan konfigurasi laybarge
yang memenuhi kriteria tegangan untuk kedalaman perairan maksimum dan minimum. Pada
analisis bentang bebas, didapatkan panjang bentang bebas yang diizinkan sebesar 11.95 m
untuk zona 1 dan 17.15 m untuk zona 2. Pada analisis risiko, diperoleh tingkat risiko
kegagalan pipa bawah laut akibat dropped anchor, dragged anchor, dan vessel sinking berada
pada area acceptable dan ALARP dengan probabilitas relatif rendah (peringkat 1 sampai
peringkat 3) dan konsekuensi beragam (peringkat 1 sampai 4).