digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Rayhan Rafsanjani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

cover - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VI - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VII - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VIII - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IX - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Rayhan Rafsanjani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - Muhammad Rayhan Rafsanjani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Kebutuhan akan minyak bumi dan gas sebagai sumber energi dan pemenuhan kebutuhan industri masih terus meningkat seiring dengan perkembangan zaman saat ini. Hal tersebut mendorong pemerintah Indonesia untuk merencanakan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya minyak bumi dan gas sampai tahun 2050. Sebagai sistem distribusi minyak bumi dan gas, sistem pipa bawah laut dirancang berdasarkan standar kelayakan dan keamanan. Pada tugas akhir ini, penggelaran pipa bawah laut sepanjang 33.64 km direncanakan di perairan Selat Madura dan melalui proses desain yang terdiri dari analisis tebal dinding pipa berdasarkan DNVGL-ST-F101, analisis on-bottom stability berdasarkan DNVGL-RP-F109, analisis instalasi berdasarkan kriteria industri dan kriteria tegangan pada standar DNVGL-ST-F101, analisis bentang bebas berdasarkan DNVGL-RP-F105, dan analisis risiko berdasarkan DNVGL-RP-F107. Selain itu, pengolahan data lingkungan dilakukan untuk mendapatkan nilai kedalaman perairan, tinggi gelombang signifikan, periode puncak gelombang, kecepatan arus pada kedalaman 90% di bawah permukaan laut, tinggi pasang surut, dan storm surge. Agar data lingkungan yang digunakan lebih efektif dan representatif, pipa bawah laut dibagi menjadi dua zonasi berdasarkan kemiripan data lingkungannya. Pada analisis tebal dinding pipa, didapatkan tebal dinding pipa bawah laut sebesar 14.3 mm. Pada analisis on-bottom stability, didapatkan tebal selimut beton sebesar 40 mm, dengan kedalaman trenching 0.131 m dan sudut trenching sebesar 45 untuk zona 1 dan tanpa trenching untuk zona 2. Pada analisis instalasi, telah didapatkan konfigurasi laybarge yang memenuhi kriteria tegangan untuk kedalaman perairan maksimum dan minimum. Pada analisis bentang bebas, didapatkan panjang bentang bebas yang diizinkan sebesar 11.95 m untuk zona 1 dan 17.15 m untuk zona 2. Pada analisis risiko, diperoleh tingkat risiko kegagalan pipa bawah laut akibat dropped anchor, dragged anchor, dan vessel sinking berada pada area acceptable dan ALARP dengan probabilitas relatif rendah (peringkat 1 sampai peringkat 3) dan konsekuensi beragam (peringkat 1 sampai 4).